Israel Bayar Iklan Google Halangi Calon Donatur dan Mendiskreditkan UNRWA


Sebuah laporan dari Wired menemukan bahwa Israel telah membeli iklan di Google untuk mendiskreditkan badan pengungsi Palestina PBB UNRWA dan menghalangi calon donor. Ini bagian dari kampanye Israel yang ngotot ingin membubarkan Wired.

Majalah Amerika Serikat (AS) Wired melaporkan, Pemerintah Israel membeli iklan Google untuk pencarian “UNRWA” dan “UNRWA USA”, kemudian menarik calon donatur untuk masuk ke situs web yang penuh dengan tuduhan terhadap organisasi tersebut, termasuk menghubungkannya dengan kelompok Palestina Hamas.

Situs tersebut secara keliru mengklaim UNRWA belum menyatakan apakah “mempekerjakan anggota Hamas” melanggar kenetralannya dan tidak menyelidiki potensi pelanggaran oleh para karyawannya. Padahal penyelidikan terbaru badan PBB tersebut tidak menemukan bukti yang mendukung klaim tersebut.

Wired menemukan bahwa situs web tersebut didanai oleh Badan Periklanan Pemerintah Israel. “Penyebaran misinformasi, disinformasi telah menjadi senjata perang,” kata Juliette Touma, direktur komunikasi di UNRWA yang dikutip dalam artikel Wired, kepada TNA, merujuk pada perang Israel di Gaza. “Ini adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk membubarkan badan tersebut, membubarkan UNRWA.”

Analisis menunjukkan bahwa antara bulan Mei dan Juli, saat pengguna menelusuri lebih dari 300 istilah yang terkait dengan badan PBB teratas, iklan yang didanai Israel muncul 44 persen, sementara iklan UNRWA AS muncul 34 persen.

“Kami telah melihat sejumlah upaya, termasuk penyebaran informasi yang salah dan disinformasi, dan kisah ini hanyalah satu dari kampanye yang jauh lebih besar terhadap badan tersebut, di mana terdapat banyak upaya untuk membubarkan [UNRWA],” kata Touma kepada TNA.

Menurut Wired, Google telah menghapus beberapa iklan Israel pada bulan Januari yang secara menyesatkan memuat judul seperti “UNRWA untuk Hak Asasi Manusia” setelah adanya keluhan dari badan bantuan tersebut. Namun, iklan-iklan baru dengan judul yang berbeda telah dilanjutkan, meskipun ada permintaan berulang kali dari staf UNRWA untuk menghapus apa yang mereka anggap sebagai kampanye misinformasi.

Israel juga menayangkan iklan di AS melalui Google, yang berbunyi “UNRWA tidak dapat dipisahkan dari Hamas” dan “terus mempekerjakan teroris”. “Ada kampanye yang sangat kuat untuk membubarkan UNRWA. Saya ingin masyarakat tahu apa yang sedang terjadi dan sifatnya yang berbahaya, terutama saat kehidupan warga sipil diserang di Gaza,” kata Mara Kronenfeld, Direktur Eksekutif UNRWA USA, yang telah menghabiskan puluhan ribu dolar untuk mencoba mengalahkan Israel dalam menawar slot iklan tersebut. 

Seorang juru bicara Google membela kebijakan ini, dalam komentarnya kepada  The New Arab, dengan mengatakan, “Pemerintah diizinkan untuk memasang iklan di Google dan YouTube, selama mereka mematuhi kebijakan iklan kami yang ketat. Kebijakan ini tersedia untuk umum dan kami menegakkannya secara konsisten dan tanpa bias. Jika kami menemukan iklan yang melanggar kebijakan tersebut, kami akan segera mengambil tindakan.”

UNRWA adalah organisasi kemanusiaan terbesar yang memberikan bantuan ke Gaza. Israel menuduh 12 karyawannya mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober, yang menyebabkan banyak negara Barat menangguhkan pendanaan kepada badan tersebut pada bulan Januari.

Namun, penyelidikan PBB terhadap tuduhan tersebut menemukan bahwa Israel gagal memberikan bukti untuk mendukung tuduhan mereka, yang menyebabkan beberapa negara mengembalikan pendanaan kepada organisasi tersebut termasuk Inggris , Kanada, dan Australia.

Karyawan Google saat ini dan mantan karyawan mengatakan kepada Wired  bahwa “kampanye anti-UNRWA hanyalah satu rangkaian iklan yang telah diatur Israel dalam beberapa bulan terakhir”, dan telah menuai keluhan di dalam dan luar perusahaan.