Hubungan India dan Bangladesh Menegang Gara-gara Mantan PM Hasina


Selama lebih dari 10 tahun, Bangladesh telah menjadi mitra tetap bagi India. Namun, gejolak politik beberapa minggu terakhir di Bangladesh yang menyebabkan tergulingnya mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina telah menimbulkan ketegangan pada hubungan kedua negara ini.

Selama masa jabatan Hasina, Bangladesh terlibat dengan China tetapi tetap dekat dengan India dan berhasil menjadi sekutu terkuat New Delhi. India menempatkan Hasina sebagai sebagai tokoh terhormat. Kedatangan Hasina dianggap sebagai tamu kenegaraan pertama Perdana Menteri India Narendra Modi ketika ia memulai masa jabatan ketiganya pada bulan Juni tahun ini.

Hasina melarikan diri dari Bangladesh pada 5 Agustus setelah revolusi dipimpin mahasiswa yang dimulai sebagai protes selama sebulan terhadap kuota pegawai negeri dan berkembang menjadi gerakan yang menuntut kejatuhannya.

India dituduh memberikan perlindungan kepada Hasina setelah ia digulingkan. Para ahli mengatakan kehadiran mantan perdana menteri di India akan menyulitkan New Delhi untuk terlibat dengan pimpinan baru Bangladesh.

Seruan Ekstradisi untuk Hasina

Politisi Bangladesh, kelompok hak asasi manusia dan banyak warga negara menuntut India mengekstradisi Hasina. Para aktivis menyebutnya sebagai “musuh rakyat”, dan mengatakan dia harus diadili atas tuduhan pembunuhan dan genosida.

“Posisi pemerintah (Bangladesh) saat ini, (tampaknya) memberi waktu kepada India untuk mengkalibrasi ulang dan membuat kebijakan yang akan membantu (mereka) bekerja sama secara bermartabat, sebagai kemitraan yang setara, dan menghormati kedaulatan Bangladesh serta politik dalam negeri dan urusan internalnya sendiri,” kata Dr. Ali Riaz, seorang peneliti senior di lembaga pemikir Amerika, Atlantic Council, mengutip Channel News Asia (CNA).

Mantan Komisaris Tinggi India untuk Bangladesh Riva Ganguly Das mengatakan: “Diplomasi harus berjalan seiring waktu untuk membangun kepercayaan, membangun keyakinan antara kedua negara sehingga kita dapat terus maju.”

Ia mengecilkan sentimen anti-India yang berlaku di Bangladesh, dengan mengatakan hubungan ekonomi bilateral – dengan perdagangan lebih dari US$15 miliar per tahun – adalah fakta yang tidak dapat diabaikan Dhaka.

Para analis mengatakan, memburuknya hubungan dengan tetangganya yang lebih besar di sebelah barat hanya akan merugikan Dhaka. Karena itu hubungan ini perlu dipupuk dengan hati-hati oleh pemerintah sementara Bangladesh.

Hubungan Bersejarah

Hubungan Hasina dengan India sudah ada sebelum pemerintahannya selama 15 tahun, dan hubungan New Delhi dengan Dhaka sudah ada sejak Bangladesh sendiri. Pada tahun 1971, India berperang dengan Pakistan untuk membantu membebaskan Bangladesh dari kekuasaannya. Selain dukungan militer, India juga menerima jutaan pengungsi.

Bapak pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman – yang juga ayah Hasina – kemudian mengatakan bahwa Dhaka tidak akan pernah melupakan bantuan India. Namun pengamat di Bangladesh mengatakan hubungan sejarah khusus ini tidak lagi menjamin perlakuan khusus terhadap New Delhi.

Mereka mencatat bahwa pemerintahan baru di Dhaka akan berupaya memperluas keterlibatan regionalnya dan dapat melirik China atau Pakistan. Kedua negara ini masih memiliki sengketa perbatasan dengan India.

“Mengingat hubungan antara China dan Pakistan, hubungan yang beroperasi di lingkungan sekitar yang begitu dekat dengan kita, tentu bukan kabar baik bagi kita,” kata Das, yang menjabat sebagai duta besar pada tahun 2019.

Para pakar Bangladesh mengatakan, India perlu melupakan hubungan masa lalu dan menyerukan penilaian ulang menyeluruh atas keterlibatan dan proyek yang sedang berlangsung dengan New Delhi. “Mengingat keadaan, harus ada peninjauan ulang terhadap perjanjian-perjanjian ini. India harus siap untuk duduk dan membicarakannya,” kata Dr. Riaz, yang juga menjabat sebagai presiden American Institute of Bangladesh Studies. 

Jika dan ketika pemilihan umum terjadi berikutnya, para ahli mengatakan sangat mungkin Partai Nasionalis Bangladesh yang dipimpin mantan Perdana Menteri Khaleda Zia akan kembali berkuasa. Masa jabatan Zia dari tahun 1999 hingga 2004 merupakan fase terendah hubungan bilateral antara New Delhi dan Dhaka.

Dengan harapan warga Bangladesh akan babak baru bagi negara mereka, banyak yang ingin menghapus warisan Hasina dan keluarganya. Para ahli mengatakan bahwa New Delhi juga harus menemukan cara untuk memulai kembali hubungan bilateral.