Pengamat politik Adib Miftahul meyakini bakal calon gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mampu merealisasikan janji kampanyenya jika nantinya berhasil memenangkan kontestasi Pilkada 2024.
Pasalnya, tutur dia, di belakang Dedi terdapat koalisi partai politik yang gemuk. Mantan bupati Purwakarta itu disokong Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Kalaupun dia menang misalnya, proses politik ini kan menurut saya menguntungkan Dedi Mulyadi. Dengan sokongan mayoritas partai KIM, diluar PKB dan PKS yang plus-plus itu, saya kira akan beri keuntungan dalam eksekusi program,” kata Adib kepada Inilah.com, di Jakarta, Selasa (3/9/2024).
Salah satu programnya yakni ‘Ibu Asuh’ yang sebelumnya pernah diterapkan Dedi saat menjabat menjadi bupati Purwakarta. Program ini mendapat apresiasi dari Adib, akan tetapi persoalan pengalokasian anggaran, menurutnya akan jadi tantangan tersendiri dalam merealisasikan program.
“Ketika dia punya program untuk orang-orang tua atau manula gitu. Program itu konsennya pasti pada soal masuk akal enggak, bisa di cover oleh APBD enggak, kan itu masalahnya,” ujar Adib.
Ia mengingatkan agar Dedi untuk berhati-hati dalam mengeksekusi program ini. Adib menyoroti perlunya data lansia yang kredibel agar program tepat sasaran. “Tinggal bagaimana mengonversikan database ini dengan anggarannya saja menurut saya,” katanya.
Adib juga meminta Dedi jangan cuma fokus pada satu program saja. Ia menegaskan, Dedi mesti juga memperhatikan elemen masyarakat lain seperti pemberdayaan nelayan ataupun petani.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengatakan program dari pemerintah yang membantu para lansia kerap salah sasaran karena terdapat data yang tak sesuai dengan di lapangan. Untuk itu ke depan dia bersama Erwan Setiawan akan membuat program Ibu Asuh seperti yang pernah diterapkan saat ia menjadi Bupati Purwakarta. Saat itu para ASN dan pejabat diwajibkan memiliki ibu asuh yang merupakan para lansia.
Lansia tersebut setiap bulan tidak hanya mendapatkan uang atau barang dari ‘anak-anaknya’, tetapi juga mereka yang hidup menyendiri akan merasa senang secara batin karena mendapatkan perhatian layaknya sebuah keluarga.
“Itu akan menjadi refleksi kebahagiaan. Nanti paket atau uang itu dikirim langsung oleh pegawai atau pejabat. Bagi pegawai atau pejabat yang ibunya sudah meninggal, seolah mereka merasakan kedekatan batin karena ada penggantinya yang sebaya,” ucapnya pada Senin (2/9/2024).
Melalui program tersebut pihaknya yakin permasalahan sosial yang dihadapi para lansia di Jabar bisa terselesaikan. Ia yakin tidak hanya di lingkungan pemerintahan, program ini juga akan menarik masyarakat atau pengusaha untuk melakukan hal yang sama dengan mengangkat ibu asuh.
“Ini kalau ditawarkan pada orang yang di luar pemerintahan pasti disambut dengan baik. Dan akhirnya itu nanti kalau dikatakan bahwa Jabar adalah provinsi Siliwangi, artinya provinsi mengajarkan cinta kasih, silih asah, silih asih, silih asuh yang diterjemahkan dalam bentuk kebijakan,” ujarnya.
Sekadar catatan, sekitar 9,78 persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan kelompok lanjut usia atau lansia. Mengantarkan, Jabar masuk 10 besar provinsi dengan jumlah lansia terbanyak.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Sosial Kota Bandung pada tahun 2022 menunjukan bahwa Kota Bandung memiliki 880.000 jiwa penduduk lanjut usia. Dari jumlah lansia tersebut terdapat golongan lansia yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan dan papan serta terlantar secara psikis dan sosial.