Paetongtarn Shinawatra, pewaris dinasti politik paling terkenal di Thailand, dilantik sebagai perdana menteri pada hari Jumat (6/9/2024) mengakhiri kekacauan selama sebulan setelah pendahulunya digulingkan dari jabatannya dan partai oposisi utama dibubarkan.
Paetongtarn, putri bungsu mantan perdana menteri kontroversial Thaksin Shinawatra, diambil sumpahnya dalam upacara tertutup bersama Raja Maha Vajiralongkorn sekitar pukul 18.15, dan secara resmi menjadi perdana menteri termuda Thailand. Wanita berusia 38 tahun itu adalah anggota ketiga dari dinasti politik Shinawatra yang memimpin negara dalam 23 tahun terakhir, setelah ayahnya dan bibinya, Yingluck Shinawatra.
Raja mengucapkan selamat kepada Kabinet barunya, dengan mengatakan dalam pidato yang disiarkan di berita televisi: “Saya percaya bahwa Anda akan melaksanakan tugas dengan baik.”
Paetongtarn menggantikan Srettha Thavisin, dari partainya Pheu Thai, setelah pemecatannya yang mengejutkan pada pertengahan Agustus oleh Mahkamah Konstitusi kerajaan karena mengangkat seorang menteri Kabinet yang memiliki hukuman pidana.
Dia akan memimpin negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara yang mengalami kemandekan pertumbuhan maupun investasi akibat ketidakstabilan politik. Kabinetnya yang beranggotakan 36 orang mencakup delapan perempuan, sebuah rekor, menurut lembaga penyiaran publik Thai PBS.
Paetongtarn, seorang pendatang baru di dunia politik, mendesak musuh-musuh partainya untuk memberinya kesempatan. “Tolong berbaik hatilah padaku, tolong jangan ajukan tuntutan hukum apa pun padaku, aku sudah berusaha sekuat tenaga,” ungkapnya kepada wartawan.
Perebutan kekuasaan antara Thaksin dan kelompok militer-royalis konservatif negara itu telah mendominasi politik Thailand selama beberapa dekade. Thaksin, seorang miliarder telekomunikasi berusia 75 tahun dan mantan pemilik Manchester City, dicintai oleh jutaan warga Thailand yang miskin karena kebijakan kesejahteraan sosialnya di awal tahun 2000-an.
Namun, ia telah lama dibenci oleh para elit yang menuduhnya melakukan korupsi dan ingin menghancurkan tatanan sosial Thailand. Partai-partai yang terkait dengan Thaksin selalu menempati posisi pertama dalam setiap pemilihan umum dari tahun 2001 hingga tahun lalu, tetapi pemerintahan mereka kerap kali digulingkan oleh perintah pengadilan dan kudeta militer.
Thaksin digulingkan oleh tentara pada tahun 2006 dan saudara perempuannya Yingluck pada tahun 2014, keduanya mengasingkan diri di luar negeri.
Hambatan Shinawatra
Kritikus Thaksin telah lama menuduhnya memegang kendali, bahkan saat ia berada di luar negeri, dan Paetongtarn akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui tanda-tanda pengaruhnya. “Itulah hambatan bagi Paetongtarn, dia harus membuktikan pada dirinya sendiri bahwa dia punya agendanya sendiri, dia punya keinginannya sendiri … dan itu sangat sulit,” kata Khemthong Tonsakulrungruang, seorang analis dari Universitas Chulalongkorn, kepada AFP.
Thaksin kembali dari pengasingan tahun lalu, tepat pada hari ketika Pheu Thai mengamankan jabatan perdana menteri dalam kesepakatan koalisi dengan para mantan musuh di partai-partai pro-militer. Tak heran menyebabkan banyak orang menduga bahwa ia telah membuat kesepakatan di balik layar.
Ia langsung dijatuhi hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan sejak masa pemerintahannya. Hukumannya segera dipotong dan ia diampuni bulan lalu tanpa menjalani hukuman penjara.
Selain memecat Srettha, Mahkamah Konstitusi juga membubarkan Partai Move Forward (MFP) yang merupakan partai reformis populer bulan lalu. MFP mengalahkan Pheu Thai dan menduduki posisi kedua pada pemilihan umum tahun lalu dengan janji mengurangi pengaruh militer, menghentikan monopoli bisnis yang kuat, dan mereformasi undang-undang penghinaan kerajaan.