Janji bacagub Jakarta Pramono Anung sial pemasangan CCTV di setiap RT dan penyambungan rute MRT dari Ancol ke Jakarta Internasional Stadium (JIS) menuai pro dan kontra. Ada yang dukung, ada pula menilai janji ini terlalu muluk tak akan terealisasi, malah berpotensi memunculkan permasalahan baru.
Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad salah satu yang mendukung. Ia mengaku sepakat dengan anggapan Pramono bahwa memperbanyak CCTV akan mampu menekan angka kejahatan.
“Program CCTV tiap RT, menurut saya, cukup realistis. Selama ini, sudah banyak RT yang memasang CCTV untuk mengurangi tindak kriminalitas. Ini inisiatif penting dari tingkat provinsi untuk menjaga rasa aman bagi setiap warga,” kata dia kepada Inilah.com, di Jakarta, dikutip Minggu (15/9/2024).
Demikian juga soal wacana penambahan rute MRT hingga JIS. Saidiman menyambut baik rencana ini, karena pusat olahraga memang harus memiliki infrastruktur transportasi yang mendukung.
“Hal semacam ini memang sangat umum di negara-negara maju di mana jalur transportasi utama seperti subway mengarah atau melewati stadion sepak bola,” tutur dia.
Terlalu Muluk, Boros Anggaran
Pandangan berbeda disampaikan pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah. Ia menilai program pemasangan CCTV ridak efektif dijalankan, selain itu, rencanan ini juga akan memakan anggaran besar.
Trubus menjelaskan, jika setiap RT memiliki 200 kartu keluarga (KK) maka CCTV yang akan dipasang menurut dia tak akan bisa ter-cover di seluruh wilayah. Sehingga dia menyebut CCTV kurang efektif untuk mengurangi angka kriminalitas.
“Memang CCTV itu bisa meng-cover semua wilayah? Enggak, itu (jangkauan) kan terbatas hanya di satu ruang gedung itu bisa satu sisi, satu lorong itu ya kalau di situ hanya berarti hanya satu kantor RT-nya,” kata dia kepada Inilah.com.
Ia menyarankan, Pramono-Rano tak mengumbar janji kepada warga Jakarta. Trubus menjelaskan, program CCTV tiap RT justru menimbulkan permasalahan lain yang akan dihadapi masyarakat. Salah satunya adalah tidak adanya anggaran RT dalam merawat CCTV tersebut.
Demikian juga soal rute MRT. Trubus mengatakan, janji ini terlalu muluk karena realisasinya memakan waktu lama yang melampaui masa jabatan Pramono-Rano. “Ya itu butuh lebih dari 5 tahun untuk membangun MRT,” ucap dia.
Ia juga menolak wacana menjadikan JIS sebagai Jakmania Center. Trubus khawatir, pada realisasinya akan membutuhkan perluasan lahan, hal ini hanya akan menambah daftar panjang warga yang jadi korban gusuran.
“Ya bisa saja kan malah jadi tambah ruangan luas lagi tambah memperluas karena kan butuh ruangan yang luas lagi untuk parkir untuk macam-macamnya, berarti kan harus menggusur lagi,” tuturnya.
Trubus menyarankan, agar Pramono-Rano jangan banyak janji. Fokus saja dalam mengoptimalkan penggunaan JIS. Ia mengatakan, stadion yang dibangun Anies susah payah dengan anggaran Rp4,5 triliun kini seakan terlupakan, jarang dipakai.