Jamaluddin M Syamsir (JMS) menjadi satu-satunya calon bupati yang menjadi penantang petahana Andi Muchtar Ali Yusuf di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bulukumba 2024. Majunya Jamaluddin yang berpasangan dengan Tomy Satria Yulianto (TSY) menjadi simbol perlawanan rakyat. Duet pasangan yang dikenal dengan nama JADIMI itu menantang petahana yang disokong lebih banyak partai politik dan juga dana raksasa yang sangat besar.
Pasangan Jamal-Tomy yang disingkat JADIMI didukung Partai Golkar, NasDem, dan Hanura ditambah partai nonparlemen, yaitu PBB, PSI, dan PKN, bertarung dengan duet Andi Muchtar Ali Yusuf-Andi Edy Manaf yang diusung PKS, PKB, Gerindra, PPP, Demokrat, PAN, PDIP, Perindo, Gelora, dan Partai Buruh.
Selain didukung jumlah parpol lebih banyak, Andi Muchtar Ali Yusuf, juga dikenal sebagai bupati terkaya di Sulsel. Adapun kekayaan Andi Utta, sapaan Andi Muchtar Ali Yusuf, mencapai Rp305,7 miliar berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) per 30 Maret 2022..
Meski harus melawan petahana dengan kekayaan yang melimpah, duet JMS-TSY yang mengusung misi perubahan untuk Kabupaten Bulukumba, optimistis dapat merebut kemenangan karena berbagai kalangan masyarakat telah menyatakan dukungan.
JMS yang juga dikenal sebagai aktivis tulen dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, menyampaikan dirinya bisa maju Pilkada Bulukumba karena adanya kekuatan rakyat. “Saya ini berasal dari rakyat. Saya anak rakyat. Saya ingin menyelamatkan demokrasi di Bulukumba,” kata JMS baru-baru ini Kota Makassar.
Sebelumnya, JMS menyatakan optimismenya dapat memenangi Pilkada setelah berhasil mendaftar di KPU Bulukumba. “Insya Allah menandakan kemenangan. Ini adalah simbol perlawanan rakyat yang menginginkan perubahan di Bumi Panrita Bulukumba,” tuturnya.
JMS pun menekankan, pertarungan tak selalu dimenangkan oleh orang yang memiliki kekuasaan atau punya uang yang berlimpah. Ia meyakini bila sudah ditakdirkan dan mendapat rida Allah SWT, maka calon yang tidak punya kekuasaan dan uang juga dapat memenangkan pertarungan.
“Kami, pasangan JADIMI dianggap remeh. Tak punya modal dan desain Pilkada Bulukumba selalu diarahkan ke kotak kosong. Namun, kami dua pemuda yang berikhtiar untuk perubahan Bulukumba bersatu untuk menjemput takdir,” ujar JMS dengen nada optimistis bisa memenangkan pilkada pada 27 November mendatang.
Sebagai calon pemimpin daerah, JMS memiliki segudang pengalaman. Baik di bidang agama, pendidikan, organisasi, ekonomi, dan masih banyak lagi. JMS juga dikenal dengan dedikasinya yang tinggi terhadap pengembangan pendidikan dan pemberdayaan pemuda. JMS telah mengukir prestasi yang menginspirasi banyak kalangan, khususnya pemuda yang tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga internasional.
Berpendidikan Agama dan Miliki Segudang Pengalaman Organisasi
Jamaluddin Syamsir menempuh pendidikan di SDN 281 Sumalaya, Kajang, tahun 1990. Kemudian dilanjutkan ke SMPN Kalimporo, Kajang dan selesai pada 1993. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Aman Gombara, Makassar pada 1996. Kemudian ia melanjutkan pendidikan tinggi di IAIN Alauddin Makassar dan lulus pada 2003.
Pengalaman organisasi kemahasiswaan JMS dapatkan dengan menjadi Ketua Umum Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IAIN Alauddin Makassar tahun 2002. Lalu, ia menjadi pengurus besar HMI pada tahun 2003. Tidak hanya itu, JMS juga memegang peran penting sebagai Ketua Umum HMI Gowa Raya tahun 2003. Kepemimpinannya di HMI Gowa Raya, menandai awal dari kiprahnya dalam pengorganisasian yang lebih luas.
Pasalnya, ia turut menjabat Ketua Dewan Pembina IPMAH Bulukumba pada 2003. Setahun berikutnya, ia diangkat sebagai Korwil Indonesia Timur Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa se-Indonesia (FKKMI). Forum ini, memberinya platform untuk mengembangkan jejaring nasional dan memperjuangkan kesejahteraan mahasiswa secara lebih luas. Keberhasilannya dalam bidang ini membawanya menduduki posisi Wakil Direktur PW BKPRMI Sulawesi Selatan pada tahun 2005.
Di sana, ia berperan dalam mengelola kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui koperasi. Seiring dengan karirnya yang gemilang di dunia organisasi, JMS juga tidak melepaskan komitmennya terhadap pemuda dan organisasi-organisasi kepemudaan.
Bahkan, ia sempat menjadi Wakil Ketua SATMA Pemuda Pancasila Sulsel pada 2005. Pada momen tersebut, menandai kontribusinya dalam memperkuat jaringan organisasi pemuda, yaitu menjadi perwakilan mahasiswa yang berkesempatan menghadiri kunjungan resmi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ke Pretoria dan Cape Town, Afrika Selatan pada 2005.
Ia juga pernah mengadakan International Youth Forum on Climate Change di Makassar pada tahun 2010. Sebagai penggagas dan tuan rumah, menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim. Di tahun yang sama, ia terpilih sebagai Ketua KNPI Sulsel. Ia, berhasil menggalang berbagai elemen pemuda dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah.
Selain itu, ia pernah partisipasinya dalam delegasi bilateral dengan Pemuda Republik Rakyat China (RRC) di Beijing pada tahun 2011. Serta kongres pemuda ASEAN di Manila, Filipina pada tahun 2012, menegaskan perannya dalam diplomasi pemuda internasional.
Keberhasilannya dalam kepemimpinan KNPI Sulsel membawanya untuk menjabat sebagai Wakil Ketua DPP KNPI tahun 2016. Tidak hanya berkiprah di dalam negeri, JMS juga aktif dalam kegiatan internasional yang mengangkat nama Indonesia.
Masuk di tahun 2018, ia menjabat Tenaga Ahli Menteri Sosial RI. Di sana, ia terlibat langsung dalam merancang kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia. Dengan latar belakang di atas, wajar jika ia layak diperhitungkan untuk memimpin Bulukumba.