Shigeru Ishiba telah memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang dan siap menjadi perdana menteri berikutnya. Ia akan menggantikan Fumio Kishida yang mengundurkan diri pada Agustus lalu.
Mantan menteri pertahanan berusia 67 itu, menang pada Jumat (27/9/2024) dalam pertarungan ketat, mengalahkan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi, 63 tahun, dalam putaran kedua setelah tidak ada satu pun dari sembilan kandidat yang memperoleh mayoritas pada putaran pertama pemungutan suara sebelumnya hari itu.
“Ini adalah kemenangan luar biasa bagi Ishiba, yang dianggap sebagai veteran LDP,” mengutip laporan Rob McBride dari Al Jazeera di Tokyo. “Ini adalah upaya kelimanya untuk mendapatkan jabatan tertinggi di LDP.” Ishiba populer di kalangan publik tetapi telah gagal empat kali untuk mengamankan jabatan teratas LDP.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengumumkan keputusannya untuk mengundurkan diri pada bulan Agustus di tengah serangkaian skandal korupsi dalam LDP, partai terbesar di parlemen.
Jadikan Negara Aman dan Terlindungi
Dalam komentar singkat yang disampaikan kepada para anggota parlemen sebelum putaran kedua, Ishiba menyerukan Jepang yang lebih adil. Air mata mengalir setelah hasil akhir dibacakan.
“Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk percaya kepada rakyat, menyampaikan kebenaran dengan keberanian dan ketulusan. Juga menjadikan negara ini sebagai tempat yang aman dan terlindungi di mana setiap orang dapat hidup dengan senyuman di wajah mereka sekali lagi,” katanya dalam pidato singkat.
Kampanye Ishiba sangat berfokus pada isu keamanan, dan ia telah mengindikasikan akan mendorong pengawasan lebih ketat atas penggunaan pangkalan Amerika Serikat di Jepang. “Ia dipandang sebagai pakar pertahanan. Ia telah mengusulkan pembentukan NATO ala Asia. Dan ia kemungkinan akan melanjutkan sikap Jepang yang lebih tegas di panggung internasional,” kata McBride.
Menyusul hasil tersebut, Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa Beijing ingin meningkatkan hubungan dengan Jepang, karena perkembangan hubungan kedua negara yang baik, stabil, dan berjangka panjang melayani kepentingan mendasar kedua bangsa. Juru bicara Kementerian Lin Jian mengatakan, “Itu satu-satunya pilihan yang tepat.”
Ishiba adalah pendukung demokrasi Taiwan, meskipun Jepang, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan pulau yang diklaim China tersebut. Menurut Partai Progresif Demokratik (DPP), Presiden Taiwan William Lai Ching-te berharap dapat memperdalam hubungan dengan LDP di bawah kepemimpinan Ishiba.
DPP menambahkan kedua pihak memiliki persahabatan yang mendalam. Sementara Lai selalu mementingkan pengembangan hubungan.
Presiden LDP menjabat selama tiga tahun dan dapat menjabat hingga tiga periode berturut-turut. LDP telah memerintah Jepang hampir tanpa gangguan selama beberapa dekade, dengan partai-partai oposisi utama jarang dilihat sebagai alternatif yang layak.
Perdana menteri baru Jepang harus menghadapi ancaman keamanan regional, mulai dari China yang semakin tegas dan hubungan pertahanannya yang semakin dalam dengan Rusia hingga uji coba rudal terlarang Korea Utara.
Di dalam negeri, pemimpin tersebut juga akan bertugas untuk menghidupkan kembali perekonomian, karena bank sentral akan meninggalkan pelonggaran moneter selama beberapa dekade yang telah memangkas nilai yen. Yen bangkit kembali pada hari Jumat, memulihkan kerugian sebelumnya, setelah kemenangan Ishiba, yang dipandang sebagai kritikus stimulus moneter agresif di masa lalu.
Pada konferensi pers setelah kemenangannya, Ishiba berjanji bahwa ia akan memastikan Jepang keluar dari deflasi. Ia juga berjanji untuk mempercepat kebijakan Kishida yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui kenaikan upah. Sebagai mantan menteri pertanian, ia juga menyerukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi depopulasi pedesaan.
Ishiba telah berjanji untuk mendorong lebih banyak keberagaman dan kesetaraan gender serta telah mendukung revisi terhadap hukum perdata abad ke-19 yang mengharuskan pasangan menikah untuk memilih salah satu nama keluarga mereka. Upaya untuk mengubah hukum tersebut telah terhenti selama beberapa dekade karena pertentangan dari LDP.
Dalam pidatonya baru-baru ini di Tokyo, Ishiba mengatakan wanita Jepang termasuk di antara yang paling sedikit tidurnya di dunia karena tanggung jawab mereka yang berat baik di tempat kerja maupun di rumah. Ia mengatakan sebagian besar suami, termasuk dirinya sendiri, jarang membantu mengasuh anak dan mengurus rumah tangga.
“Fakta bahwa ia adalah seorang pembangkang, dianggap sebagai agen perubahan, yang telah berjanji untuk mengubah partai, hal itu mungkin akan diterima dengan baik oleh masyarakat Jepang,” menurut McBride.