Ini 2 Kandidat Kuat Pengganti Hassan Nasrallah sebagai Pemimpin Hizbullah


Gugurnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akibat serangan Israel pada Jumat (27/9/2024) meninggalkan kekosongan pada posisi tertinggi dalam organisasi milisi Lebanon tersebut.

Nasrallah menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah pada 1992 saat berusia 30-an, dan ia telah memimpin gerakan itu selama sebagian besar hidupnya.

Mencari pengganti yang memiliki kedudukan yang setara akan sulit bagi Hizbullah, karena mereka menghadapi serangan Israel yang terus berlanjut dan bahkan kemungkinan invasi darat ke Lebanon selatan.

Meski demikian, ada dua tokoh terkemuka yang dianggap memiliki kemampuan untuk menjadi penerus Nasrallah, yakni Hashem Safieddine dan Naim Qassem.

Berikut adalah hal-hal terkait dengan mereka, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (29/9/2024):

Hashem Safieddine

Hashem Safieddine adalah Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah dan juga saudara sepupu Nasrallah. Secara luas, Safieddine dianggap berada di posisi terdepan untuk menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah berikutnya.

Lahir pada 1964 di desa selatan Deir Qanoun en-Nahr, dekat Tyre, Safieddine belajar teologi bersama dengan Nasrallah di dua pusat utama pembelajaran agama Syiah, yaitu Najaf di Irak dan Qom di Iran. Keduanya bergabung dengan Hizbullah pada masa-masa awal organisasi tersebut.

Safieddine berasal dari keluarga Syiah yang disegani yang telah menghasilkan ulama dan anggota parlemen Lebanon, sementara saudaranya Abdullah menjabat sebagai perwakilan Hizbullah untuk Iran.

Safieddine memiliki hubungan sangat dekat dengan Iran. Putranya, Redha, menikah dengan putri Qassem Soleimani, jenderal tertinggi Iran yang tewas dalam serangan AS pada 2020.

Selain perannya dalam memimpin dewan eksekutif, Safieddine juga merupakan anggota penting Dewan Syura kelompok tersebut, dan kepala Dewan Jihadinya. Kepentingan itu telah membuatnya menjadi musuh bagi para penentang Hizbullah.

Amerika Serikat dan Arab Saudi telah menetapkan Safieddine sebagai teroris dan membekukan asetnya.

Naim Qassem

Naim Qassem adalah wakil sekretaris jenderal Hizbullah, dan sering disebut sebagai ‘orang nomor dua’ gerakan itu.

Ia lahir 71 tahun lalu di Kfar Kila, provinsi Nabatieh, sebuah desa di Lebanon selatan yang telah menderita banyak serangan Israel, terutama sejak Oktober lalu.

Qassem memiliki sejarah panjang dalam aktivisme politik Syiah. Pada tahun 1970-an, ia bergabung dengan Gerakan Orang-Orang yang Dirampas milik mendiang Imam Musa al-Sadr, yang akhirnya menjadi bagian dari Gerakan Amal, sebuah kelompok Syiah di Lebanon.

Ia kemudian meninggalkan Amal dan membantu mendirikan Hizbullah pada awal tahun 1980-an, menjadi salah satu ulama pendiri kelompok tersebut.

Salah satu mentor agama Qassem adalah Ayatollah Mohammad Hussein Fadlallah yang sangat dihormati, dan Qassem sendiri telah mengajar kelas-kelas agama selama beberapa dekade di Beirut.

Sifat rahasia kelompok seperti Hizbullah berarti tidak semua peran Qassem dalam organisasi tersebut diketahui publik. Namun, pada satu titik, ia mengawasi sebagian jaringan pendidikan Hizbullah dan juga terlibat dalam pengawasan kegiatan parlementer kelompok tersebut.

Qassem terpilih sebagai Wakil Sekjen Hizbullah pada  1991, di bawah Sekretaris Jenderal saat itu Abbas al-Musawi, yang juga dibunuh oleh Israel.

Ia telah memainkan peran penting di depan publik di Hizbullah selama bertahun-tahun, dan juga merupakan anggota Dewan Syura kelompok tersebut.

Qassem terkenal karena menerbitkan sebuah buku berjudul Hizbullah, the Story from Within pada 2005. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.