Penelitian Center of Economic and Law Studies (Celios) bertajuk ‘Pesawat jet untuk Si Kaya, Sepeda untuk Si Miskin’, membeberkan betapa mudahnya para konglomerat menumpuk kekayaan di Indonesia.
Seratus delapan puluh derajat dengan pekerja dan buruh yang upahnya hanya naik 15 persen. Sehingga jangan kaget jika ketimpangan ekonomi semakin menjulang. Masih berlaku Istilah: yang kaya makin kaya, yang miskin semakin miskin.
“Dan, total aset milik 50 orang terkaya di Indonesia, cukup untuk membayar gaji seluruh pekerja penuh dalam angkatan kerja sepanjang tahun,” papar Director of Fiscal Justice Celios, Media Wahyudi Askar di Jakarta, dikutip Senin (30/9/2024).
Media mengatakan, pekerja perlu bertahan lebih keras seiring pertumbuhan upah yang hanya naik 15 persen. Di sisi lain, 3 triliuner teratas justru menikmati lonjakan kekayaan rata-rata 174 persen.
“Lebih miris lagi nasib guru honorer yang menjadi potret nyata kerentanan pekerja di sektor layanan dasar. Terdapat 74,3 persen guru honorer yang penghasilannya di bawah Rp2 juta dan 46,9 persen di bawah Rp1 juta,” tuturnya.
Pun demikian kehidupan pengemudi ojek online (ojol), menurutnya, masih sangat jauh dari kategori sejahtera. Mereka selalu dituntut dengan kualitas layanan berdasarkan penilaian (bintang) dari pelanggan yang justru membuat penghasilan mereka naik tipis.
Sebanyak 50,1 persen pengemudi ojol yang menjadi responden, penghasilannya hanyaRp50 ribu-Rp100 ribu per hari. Sedangkan 44,1 persen dari responden itu,
mengeluarkan biaya operasional harian Rp50 ribu-Rp100 ribu per hari,” ungkapnya.
Dalam labirin sistem keuangan, lanjutnya, masyarakat kecil sering terjebak dalam perangkap yang tak berujung, saat mencoba menarik utang dari bank. Keterbatasan akses kredit, akibat kurangnya jaminan dan riwayat kredit yang tidak memadai, membuat mereka terpaksa mencari jalan pintas.
Sayangnya, lanjut Media, jalan pintas ini sering kali adalah pinjaman online (pinjol) ilegal, yang menawarkan solusi bunga tinggi dan syarat yang membelit. “Mereka yang terjebak dalam lingkaran pinjol ini sering kali terjerat dalam utang yang menggunung, dihadapkan pada praktik penagihan yang nir-etika,” kata Media.
Pada awal September 2024, majalah bisnis terkemuka asal Amerika Serikat, Forbes mengeluarkan daftar orang terkaya di dunia, termasuk Indonesia. Tiga besar pengusaha Indonesia yang masuk adalah:
1. Prajogo Pangestu
Pemilik Barito Pacific ini, menduduki posisi teratas dari jajaran orang terkaya di Indonesia per September 2024. Dia dikenal sebagai pengusaha kayu yang 40 tahun malang melintang. Aset Prajogo diperkirakan mencapai US$74,2 miliar, atau setara Rp1.150 triliun (kurs Rp15.500/US$).
Prajogo melebarkan sayap bisnisnya ke sektor petrokimia dengan mengakuisisi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Bisnis inilah yang menjadi penyumbang kekayaan terbesar untuknya.
Selain itu, Prajogo yang umurnya 80 tahun itu, memiliki bisnis batu bara lewat PT Petrindo Jaya Kreasi.
2. Robert Budi Hartono
Robert Budi Hartono, adalah putra dari Oei Wie Gwan, pendiri perusahaan rokok Djarum di Indonesia.
Ketika ayahnya meninggal, Robert bersama saudaranya, Michael, mewarisi perusahaan dan mulai mengekspor produk tembakau pada 1972.
Pada 1981, keduanya memperkenalkan merek rokok pertamanya, Djarum Super. Saat ini, Robert merupakan pemilik bank swasta beraset terbesar di Indonesia, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Kekayan Robert diperkirakan US$26,8 miliar, setara Rp415,4 triliun.
3. Michael Hartono
Michael Hartono merupakan kakak kandung Robert Budi Hartono, merupakan pewaris pabrik rokok Djarum. Michael juga memiliki perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dengan luas 65.000 hektare.
Bersama Robert, selain mengembangkan bisnis keluarga, Michael juga menjadi pemilik saham terbesar di BCA.
Dua bersaudara ini, merupakan pemilik Global Digital Niaga, yang memiliki e-commerce Blibli. Kekayaan Michael ditaksir US$25,8 miliar atau setara Rp400 triliun.