Pemimpin Hizbullah Sepakat Gencatan Senjata Sebelum Dibunuh Israel


Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah ternyata sudah menyetujui gencatan senjata dengan Israel sebelum ia dibunuh dalam serangan udara militer Zionis di Beirut, ibu kota Lebanon.

Fakta baru ini diungkap oleh Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib dalam sebuah wawancara dengan PBS, sebagaimana dikutip TRT, Kamis (3/10/2024).

“Dia setuju. Ya, pihak Lebanon setuju. Kami berkonsultasi dengan Hizbullah, [Ketua Parlemen Lebanon] Nabih Berri berkonsultasi dengan Hizbullah, dan kami memberi tahu perwakilan AS dan Prancis,” kata Bou Habib.

Pembunuhan Nasrallah terjadi setelah Israel melancarkan serangan yang menghancurkan persenjataan Hizbullah, melenyapkan setengah dewan pimpinan kelompok itu, dan menghancurkan komando militer tertingginya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat memberi sinyal bahwa serangan ini dilakukan agar Hizbullah dikalahkan dan warga Israel Utara dapat kembali ke rumah mereka lagi.

Kematian Nasrallah pun mengawali babak baru perang di kawasan tersebut di mana Iran melakukan serangan balas dengan dengan meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke wilayah Israel pada Selasa (1/10/2024).

Israel pun menyatakan bakal melakukan aksi balasan yang bisa menargetkan kilang minyak hingga fasilitas nuklir di negara Syiah tersebut.

Tak Ingin Gencatan Senjata, Israel hanya Ingin Perang

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menegaskan bahwa konflik antara Israel dan Lebanon harus diselesaikan melalui diplomasi karena perang terbuka hanya akan merugikan semua pihak.

“Kami tengah mengupayakan solusi diplomatik yang akan menguntungkan (semua pihak),” kata Mikati dalam diskusi daring lembaga American Task Force on Lebanon, Rabu (2/10/2024).

Namun, Mikati menyebut bahwa solusi diplomatik untuk meredakan konflik dengan Lebanon harus mencakup implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang disepakati pada 2006 demi mengakhiri perang di Lebanon kala itu.

“Resolusi DK PBB harus diterapkan dan dihormati semua pihak, dan sebagai pihak Lebanon, kami sepakat untuk mematuhinya,” ucap dia.

Dia pun menyoroti keengganan Israel menerima gencatan senjata 21 hari yang sempat diusulkan sebagai cerminan bahwa rezim Zionis menginginkan perang berkecamuk di Lebanon.

“Kenapa Israel tak menerima gencatan senjata hari ini? Jawabannya adalah karena mereka ingin perang,” kata sang PM Lebanon itu.