Ban mobil adalah komponen vital yang mempengaruhi keselamatan dan kinerja kendaraan. Meski kerap diabaikan, perawatan ban yang tepat dapat mengurangi risiko kecelakaan, memperpanjang umur ban, bahkan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan 80 persen kecelakaan mobil terjadi akibat faktor ban. Oleh karena itu, menjaga kondisi ban menjadi hal yang sangat penting.
Untuk merawat ban mobil, pemilik kendaraan bisa melakukan beberapa hal, mulai dari memeriksa tekanan ban, melakukan rotasi ban, mengecek keausan ban, hingga memeriksa kondisi fisik ban, seperti yang dibagikan oleh Dunlop Indonesia melalui keterangan tertulisnya, Selasa (8/11/2024).
Pastikan tekanan udara ban selalu sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Tekanan yang tidak tepat dapat menyebabkan keausan yang tidak merata dan berisiko pecah ban.
Lakukan rotasi ban secara berkala, minimal setiap 5.000 hingga 8.000 kilometer, untuk memastikan keausan yang merata.
Selain itu, periksa kedalaman alur ban dan pastikan tidak kurang dari batas minimum. Ban yang sudah aus berisiko tinggi mengalami kecelakaan ketika melewati permukaan jalan yang basah.
Secara rutin, periksa ban dari tanda-tanda kerusakan, seperti sobekan, benjolan, atau kebocoran.
Kepala Pemasaran Dunlop Indonesia Johan Tri mengatakan, hanya ban bagian mobil yang menempel di aspal, oleh karena itu kondisi ban menjadi hal yang vital.
“Namun, perlu diperhatikan juga bahwa sebaiknya menggunakan ban dengan tipe dan pattern yang sama di satu poros roda. Dengan demikian, handling yang dihasilkan akan lebih baik dan stabil. Sehingga, keamanan dan kenyaman kita berkendara akan lebih terjamin” ujarnya.
Selain merawat ban, jelang musim hujan ini penting juga bagi para pengendara untuk berhati-hati.
Saat kondisi jalan basah, kurangi kecepatan, meskipun kondisi lalu lintas sedang lengang. Khususnya, ketika melewati genangan air, karena dikhawatirkan terdapat lubang di jalan.
Dengan merawat kondisi ban dan menjaga kecepatan saat berkendara di musim hujan, maka risiko terjadinya aquaplaning juga dapat diminimalisasi. Sehingga, perjalanan tetap aman dan nyaman.
Adapun aquaplaning merupakan kondisi terbentuknya lapisan air di antara ban mobil dengan permukaan jalan, menyebabkan mobil seolah kehilangan daya cengkeram sehingga hilang kendali saat dikendarai. Ini terjadi secara bertahap jika terjadi hujan lebat, yaitu jika pengemudi menambah kecepatan kendaraan atau jika jumlah air bertambah di jalan.