Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem menyebut mendiang Hassan Nasrallah merupakan sosok yang sangat ditakuti Israel.
Pemimpin Hizbullah itu tewas dalam serangan udara Israel di Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada 27 September lalu.
“Nasrallah telah menimbulkan rasa takut di hati kaum Zionis dan memerangi para penjahat pendudukan,” kata Qassem dalam pidatonya yang disiarkan di televisi Lebanon, Selasa (8/10/2024), seperti dikutip Al Jazeera.
Qassem menyebut Israel dan negara-negara Barat ‘berusaha menghadirkan rasa takut’ terhadap Hizbullah. Namun, dia menegaskan justru pemimpin mereka (Nasrallah) yang bikin kocar-kacir Israel dan sekutunya.
Wakil Sekjen Hizbullah itu juga mengatakan rakyat Lebanon dan wilayah yang lebih luas mendukung poros perlawanan terhadap Israel.
Di kesempatan ini, Qassem memuji serangan dadakan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Hizbullah disebut-sebut turut membantu Hamas melancarkan serangan dadakan tersebut.
“Itu merupakan langkah pertama untuk perubahan menuju kebebasan bagi warga Palestina,” ujar Qassem.
Dia lantas mengecam Israel yang membalas serangan dadakan Hamas dengan agresi brutal ke Gaza.
Selama operasi, Israel menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti kamp pengungsian, fasilitas kesehatan, hingga sekolah.
Pernyataan Qassem muncul saat Israel terus membombardir Lebanon.
Pada pekan lalu, Israel meluncurkan invasi ke Lebanon. Hizbullah tak tinggal diam. Mereka membalas dengan meluncurkan roket ke titik perkumpulan pasukan Zionis.
Tokoh Kunci Hizbullah Selama 3 Dekade
Nasrallah, yang telah menjadi Sekjen Hizbullah sejak 1992, memainkan peran kunci dalam gerakan perlawanan Lebanon, khususnya dalam melawan pasukan Israel.
Kematiannya menandai momen penting dalam konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel.
Dengan gugurnya Nasrallah, Hizbullah menegaskan kembali komitmen kelompok tersebut terhadap misi pemimpin mereka.
“Kemartirannya hanya akan memperkuat tekad perlawanan untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh Zionis dan membebaskan Palestina,” kata pernyataan Hizbullah, Sabtu (28/9/2024).
“Beliau telah bergabung dengan rekan-rekannya yang hebat dan abadi yang menjadi martir, yang jalannya ia pimpin selama sekitar tiga puluh tahun, menjadi martir di jalan menuju Yerusalem dan Palestina,” lanjut pernyataan itu.
Melalui pernyataan itu, Hizbullah menekankan kepemimpinan Nasrallah selama beberapa dekade dalam perlawanan terhadap Israel, mencatat bahwa dedikasinya terhadap perjuangan pembebasan Palestina menentukan hidupnya dan sekarang ‘kemartirannya’.