Zelenskyy Tuduh Korea Utara Kirim Tentara Bantu Rusia Perangi Ukraina


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Korea Utara tidak hanya mengirim senjata tetapi juga tentara untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina. Ia pun menegaskan kembali seruannya untuk meminta izin penggunaan senjata jarak jauh dari para sekukutunya.

“Kami melihat aliansi yang semakin erat antara Rusia dan rezim seperti Korea Utara,” kata Zelenskyy dalam pidato videonya Minggu (13/10/2024) malam. “Ini bukan lagi sekadar tentang mentransfer senjata. Ini sebenarnya tentang mentransfer orang-orang dari Korea Utara ke pasukan militer pendudukan.”

Ia mengatakan Ukraina dan sekutu-sekutunya perlu mengembangkan respons mereka mengingat semakin dalamnya aliansi Rusia dan menegaskan kembali seruannya untuk peningkatan dukungan militer guna mencegah perang yang lebih besar.

“Garis depan membutuhkan lebih banyak dukungan,” katanya. “Ketika kita berbicara tentang memberi Ukraina kemampuan jarak jauh yang lebih besar dan pasokan yang lebih menentukan bagi pasukan kita, itu bukan sekadar daftar peralatan militer. Ini tentang meningkatkan tekanan pada agresor – tekanan yang akan lebih kuat daripada yang dapat ditangani Rusia. Dan ini tentang mencegah perang lebih besar.”

Permohonan Zelensky kepada sekutu Ukraina untuk mengizinkannya menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang target militer di dalam Rusia dan mengurangi kapasitasnya untuk berperang sejauh ini telah gagal. “Perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui kekuatan. Pada pekan-pekan ke depan akan didedikasikan untuk bekerja dengan mitra kita demi kekuatan tersebut, demi perdamaian sejati,” katanya.

Para pemimpin Barat dijadwalkan bertemu membahas masalah tersebut di Jerman pekan lalu, tetapi Presiden Amerika Serikat Joe Biden menunda perjalanannya karena Badai Milton mendekati Florida. Ia kini diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Jerman pada pekan ini dengan perang di Ukraina menjadi agenda utama.

Menteri Pertahanan Nasional Korea Selatan Kim Yong-hyun mengatakan minggu lalu bahwa ada “kemungkinan besar” Korea Utara mengirim tentara untuk membantu Rusia di medan perang di Ukraina.

Ia juga mengatakan bahwa “sangat mungkin” laporan yang menyebutkan bahwa perwira Korea Utara tewas dalam serangan Ukraina di wilayah yang diduduki Rusia adalah benar.

Rusia menepis komentar tersebut sebagai berita palsu.

Hubungan antara Korea Utara dan Rusia semakin dalam sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan kunjungan langka ke luar negaranya pada September 2023, bepergian dengan kereta api ke Rusia timur. Ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin dan mengunjungi pangkalan militer serta pabrik senjata.

Sementara itu, Putin melakukan perjalanan ke Pyongyang pada bulan Juni. Pada kunjungan pertamanya ke negara itu dalam 24 tahun, Kim menjanjikan “dukungan penuh dan solidaritas” untuk perang Rusia di Ukraina.

AS, Korea Selatan dan Ukraina semuanya menuduh Korea Utara mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang. Pada bulan April, pemantau sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan puing-puing dari rudal yang menghantam Kharkiv pada 2 Januari berasal dari rudal balistik seri Hwasong-11 Korea Utara.