Ekonom dari Bright Institute Awalil Rizky menyambut baik dilantiknya Budi Santoso menjadi Menterui Perdagangan. Ia juga memuji tiga program utama yang diutarakan Budi usai sertijab, Senin (21/10/2024).
Ia pun memberikan beberapa catatan saran untuk Mendag Budi agar bisa mewujudkan tiga program utamanya tersebut. Dia menuturkan, soal pengaturan impor terkait pengamanan pasar dalam negeri, butuh koordinasi kuat dengan kementerian dan lembaga lain.
Awalil juga menyarankan agar ada bantuan lembaga lain dalam melakukan negosiasi berkenaan dengan aturan impor ini. “Nah, impor ini terindikasi dalam beberapa komoditas menyangkut kekuatan beberapa pihak atau negara, bisa berdampak pada ekspor,” tuturnya kepada Inilah.com, di Jakarta, dikutip Rabu (23/10/2024).
Demikian juga dengan perluasan pasar ekspor. Awalil mengatakan, urusan ini sejatinya tak perlu dirisaukan karena ia meyakini urusan berdagang, Kemendag bisa atasi. Yang jadi persoalan adalah di sektor lain, terkait peningkatan produksi yang bukan tanggung jawab Kemendag. “Yang jadi tantangan bukan dagangnya, tapi produksi,”
Awalil berpesan agar apa yang sudah dilakukan sebelumnya lebih ditingkatkan lagi di era Budi Santoso. Utamanya terkait peningkatan ekspor melalui UMKM. Ia menyarankan agar Kemendag ke depan bisa membantu mengupayakan permodalan bagi para pelaku bisnis.
“Jadi untuk UMKM bantu saja agar produksi mereka makin efisien, akses permodalan dimudahkan, baru membantu menghilangkan rintangan pemasaran,” ucapnya menyarankan.
Sebelumnya, Mendag Budi mengungkapkan akan menjalankan tiga program utama untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045. Program Kementerian Perdagangan (Kemendag) ini ia sampaikan dalam sambutannya pascaserah terima jabatan.
“Kemendag ingin mengantarkan Indonesia menjadi negara maju 2045. Ada tiga program utama,” ungkap Mendag Budi, dalam keterangan resmi, Senin (21/10/2024). Ketiga program tersebut yakni:
1. Pengamanan pasar dalam negeri.
2. Perluasan pasar ekspor.
3. Program peningkatan ekspor melalui Usaha Kecil dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi untuk Ekspor (UKM BISA Ekspor).
Ia mengatakan, instrumen untuk mendukung ketiga program tersebut sebenarnya telah dimiliki Kemendag. “Untuk itu, kami mohon dukungan kepada pelaku usaha dan semua pemangku kepentingan, terutama rekan-rekan pegawai Kemendag untuk menjalankan program itu dengan baik,” urai Budi.