Siswa Harus Tanggap Bencana, BMKG Sarankan Sekolah Gelar Simulasi Evakuasi Dua Kali Setahun

Rabu, 30 Oktober 2024 – 12:41 WIB

Ilustrasi simulasi bencana di sekolah (Foto: Dok BPBD DIY)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Data yang dipaparkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kerentanan anak dalam menghadapi bencana, dikarenakan minimnya pengetahauan, dukungan psikososial hingga keterbatasan layanan pendampingan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan agar sekolah-sekolah di seluruh Indonesia rutin mengadakan simulasi evakuasi gempa dan tsunami setidaknya sekali dalam setahun.

“Langkah ini bertujuan agar anak-anak mampu merespons secara cepat dan tepat saat terjadi bencana sebenarnya,” kata Ketua Bidang Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik BMKG Suci Dewi Anugerah dalam sebuah seminar daring, dipantau di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Advertisement

Ia menekankan, anak-anak perlu dilatih waspada terhadap tanda-tanda alam tsunami, seperti guncangan gempa yang kuat atau berlangsung lama, serta penurunan cepat permukaan laut yang menunjukkan surutnya air laut dan tampaknya ikan serta terumbu karang.

Di hadapan 500 siswa yang mengikuti seminar, Suci berbagi kisah inspiratif tentang seorang anak perempuan 10 tahun dari Inggris bernama Tilly Smith, yang menyelamatkan lebih dari 100 wisatawan di sebuah hotel di pantai Phuket, Thailand. Berkat kemampuannya membaca tanda-tanda alam.

“Tilly memperingatkan orang-orang di sekitarnya hingga mereka dapat menghindari bahaya tsunami,” kata dia.

Dia menekankan, ada enam komponen penting terkait pemahaman tanggap bencana, yang harus dipelajari saat simulasi.

Di antaranya, ketersediaan alarm (tanda peringatan untuk segera evakuasi), respons (teknik perlindungan pada bagian kepala-leher), zona evakuasi, tempat berkumpul, roll call (perhitungan jumlah siswa), dan evaluasi (identifikasi masalah dan kendala dalam simulasi).

BMKG  menyakini simulasi rutin akan membentuk kesiapsiagaan yang baik di kalangan anak-anak saat gempa atau tsunami serta dampak lain yang menyertai setelah bencana terjadi.

Topik

BERITA TERKAIT