Gercep Tangani Pailit Sritex Demi Selamatkan 20 Ribu Pekerja, KSPSI Apresiasi Presiden Prabowo

Kamis, 31 Oktober 2024 – 20:40 WIB

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), M Jumhur Hidayat merasa miris dengan ambruknya perusahaan tekstil sebesar PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex.

Bukan apa-apa, jika Sritex yang mempekerjakan 20 ribu orang benar-benar gulung tikar, maka yang kena dampak hampir 100 ribu orang.

“Suatu usaha terkadang sekarang untung, besok rugi, itu biasa. Dinamikanya bergantung manajemen perusahaan, permintaan pasar dan lain-lain. Tapi ini masalahnya Sritex. Buruhnya 20 ribu, kalau tutup yang kena bisa seratusan ribu orang,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Advertisement

Dia pun mengapresiasi aksi gerak cepat (gercep) Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan seluruh menteri terkait untuk mencegah bangkrutnya Sritex.

“Kita harus apresiasi Presiden Prabowo yang langsung perintahkan empat menteri untuk menangani potensi PHK di Sritex akibat dipailitkan. Kita tahu, urusan tekstil dan produk tekstil (TPT) termasuk alas kaki, tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah sebelumnya (Jokowi). Padahal industri ini menyerap banyak tenaga kerja,” kata Jumhur

Selanjutnya, pria yang hobi bermain catur ini, berharap, pemerintahan Prabowo-Gibran agak membatasi masuknya produk impor, khususnya pakaian dan alas kaki dari China.

“Sebelum ada Permendag 8/2024 saja, Indonesia dibanjiri barang impor dan selundupan. Nah sudah jelas kalangan industriawan menjerit,” kata Jumhur.

Menurut Jumhur, jika pemerintahan Prabowo serius ingin menyelamatkan Sritex, bukanlah sesuatu yang sulit. Temukan akar masalah yang memicu patah cashflow (arus kas) di perusahaan. Tentu saja, pemicunya bisa beragam, termasuk turunnya pesanan (order).

“Kalau kesalahan manajemennya cukup besar, maka lakukan bridging (talangan) untuk pembayaran upah. Ganti manajemen dengan orang-orang profesional,” kata Jumhur.

Namun jika akar masalahnya karena anjloknya permintaan akibat derasnya produk impor masuk ke pasar dalam negeri, kata Jumhur, pemerintah perlu mengguyurkan dana talangan. Tentu saja, pengembaliannya dalam waktu panjang serta tanpa bunga.

“Cabut segala aturan yang memudahkan impor produk (Sritex) serupa dan memerangi penyelundupan dengan sangat serius, termasuk dalam penegakkan hukumnya”, pungkas Jumhur

Topik

BERITA TERKAIT