Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menentukan pilihannya. Calon pemimpin, tutur dia, perlu dilihat rekam jejaknya, jadikan bahan pertimbangan.
Dihadapan para santri dan relawan, Mahfud berbicara soal sifat dasar manusia yang tidak pernah puas. Ia juga menyebut bahwa terdapat orang-orang uang mengesampingkan hati nurani mereka dalam menentukan mana yang benar atau salah.
“Manusia yang pura-pura tidak mendengar ketika ada laporan kejahatan dan melihat kebenaran,” kata Mahfud dalam Halaqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren Darut Tauhid Canga’an, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).
Ia lantas membandingkan manusia dengan hewan ketika bertarung. Menurutnya, hewan yang tidak memiliki akal tahu kapan ia akan berhenti bertarung dengan lawannya. Tapi tidak demikian dengan manusia. “Harimau misalnya. Iya, berkelahi itu lawannya dibunuh satu saja habis, kalau dia pergi. Tapi kalau manusia lebih sesat dari itu,” ujarnya.
Mahfud pun menyinggung kejahatan korupsi sebagai contoh nyata dari pernyataannya soal keserakahan manusia. Menurutnya, korupsi yang dilakukan segelintir orang justru memiliki efek luar biasa bagi masyarakat luas.
“Melakukan kejahatan korupsi misalnya, itu jutaan orang menjadi miskin karena korupsi dan kita pura-pura ndak tahu itu dosa hukumnya,” ucap Mahfud.
Oleh karena itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini mengingatkan kembali kepada publik untuk mampu menentukan pilihan mereka tanpa menutup mata terhadap rekam jejaknya. Ia juga menyarankan kepada masyarakat untuk berkonsultasi dengan pemuka agama mengenai pilihan politiknya.
“Teguhkan sekarang hati nurani, saya akan memilih sesuai dengan keyakinan saya mana yang benar, sesuai dengan fatwa-fatwa dan pandangan para ustaz , ustaz langganan, pimpinan pondok, sesuai dengan tuntunan bahwa yang benarnya ini,” jelasnya.
Leave a Reply
Lihat Komentar