Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv. (Foto: Dok. Fraksi Partai Nasdem DPR RI).
Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv sangat mendukung program Presiden Prabowo Subianto untuk hapus utang 6 juta petani dan nelayan di perbankan. langkah ini penting agar petani dan nelayan bisa menikmati kredit untuk modal kerja.
Rajiv menyatakan dukungan penuh atas upaya pemerintahan Prabowo memutihkan kredit mangkrak dari 6 juta petani dan nelayan kecil. Selama ini, mereka terjebak dalam siklus utang yang berdampak kepada mahalnya biaya produksi pertanian atau ongkos melaut.
“Penghapusan utang adalah solusi konkret untuk petani dan nelayan kecil yang kerap terjebak siklus utang yang sulit diatasi. Terutama di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, mereka menghadapi tantangan besar, seperti fluktuasi harga komoditas, gagal panen, cuaca buruk, hingga minimnya akses teknologi dan modal usaha yang memadai,” kata Rajiv, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Rajiv menilai, upaya pemerintah saat ini membebaskan petani dan nelayan dari belitan utang pasca pandemi COVID-19, akan terasa langsung dan berdampak positif. Pasalnya, kedua profesi itu saat ini, sudah di ujung tombak. Meski merupakan tulang punggung kelangsungan program ketahanan pangan nasional.
“Petani dan nelayan adalah ujung tombak ketahanan pangan bangsa ini, dengan meringankan beban utang mereka, kita turut mendukung kesejahteraan dan stabilitas sektor pertanian dan kelautan yang sangat penting bagi negara,” ujar Rajiv.
Meski demikian, Rajiv tetap mengingatkan pemerintah menghitung mempertimbangkan dengan baik dampak penghapusan ini. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi bahaya yang akan merugikan keuangan negara di masa depan.
“Pada prinsipnya niatan baik pemerintah ini tetap harus dilaksanakan dengan berlandaskan kehati-hatian, transparan dan tepat sasaran, agar tidak terjadi penyalahgunaan yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Rajiv berharap, kebijakan ini segera diimplementasikan secara efektif. Langkah ini penting dilakukan agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh para petani dan nelayan kecil sehingga mereka kembali produktif mendukung program pangan nasional.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2024, penyaluran kredit perbankan untuk sektor pertanian, mencapai Rp517,253 triliun. Atau naik 6,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp 483,862 triliun.
Dari jumlah tersebut, kredit yang jatuh menjadi macet atau non performing loan (NPL) mencapai Rp10,755 triliun per Agustus 2024. Naik 14,85 persen (yoy) ketimbang Agustus 2023 sebesar Rp9,364 triliun.
Sementara kredit sektor perikanan tercatat Rp20,492 triliun per Agustus 2024, menurun 0,29 persen (yoy) dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp20,552 triliun. Dari jumlah tersebut yang menjadi kredit macet sebesar Rp1,115 triliun.
Atau turun 2,10 persen (yoy) ketimbang Agustus 2023 sebesar Rp1,139 triliun. Sehingga, total jenderal kredit macet dari kedua sektor itu per Agustus 2024 menjadi Rp11,9 triliun. Cukup gede juga angka kredit macet yang bakal diputihkan. Rata-rata kredit macet yang disangga 6 juta petani dan nelayan, sebesar Rp2 jutaan.