Pimpin Rapat Kabinet Perdana, Presiden Prabowo di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Antara).
Ironis memang, Indonesia sebagai negara kaya dan negara terbesar keempat di dunia, nyatanya hanya menjadi konsumen di bidang otomotif dan teknologi. Situasi ini bikin Presiden Prabowo Subianto geram, hatinya berkecamuk.
Jujur saja, Prabowo tidak menerima kondisi ini. Dia pun bertekad selama pemerintahannya, akan mengubah status Indonesia dari konsumen menjadi produsen mobil, motor hingga komputer.
“Terus terang saja, saya dalam hati, saya tidak mau terima bahwa bangsa ke empat di dunia, bangsa yang diberi kekayaan begitu besar oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dikasih semua elemen untuk menjadi negara maju tidak bisa bikin mobil, tidak bisa bikin motor, tidak bisa bikin komputer, saya tidak terima,” kata Prabowo dalam rilis pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (9/11/2024).
Dengan amanah yang telah diberikan rakyat kepada Prabowo untuk bisa menjadi presiden, Prabowo mengatakan dirinya bersyukur dan berterima kasih kepada rakyat serta semakin ingin mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.
“Saya bersyukur, saya berterimakasih, saya diberi kesempatan untuk memimpin pemerintah Indonesia 5 tahun yang akan datang. Saya bersyukur karena sekarang saya diberi kesempatan untuk mengarahkan, untuk mewujudkan hal-hal yang saya anggap kritikal bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia,” tutur Prabowo.
Asal tahu saja, Indonesia saat ini saat ini masih berada pada posisi sebagai negara konsumen teknologi. Maturitas adopsi digital pada sebagian besar sektor industri pun masih berada pada tahap mulai berkembang.
Sepanjang tahun 2016–2021, defisit transaksi berjalan pada sektor teknologi informasi komunikasi (TIK) terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016–2021, persentase impor barang TIK berkisar di antara 7,70-9,43 persen terhadap total volume barang ekspor-impor, sedangkan persentase ekspor barang TIK paling tinggi hanya 3,3 persen terhadap total volume barang ekspor-impor.
Demikian juga di sektor otomotif, Indonesia masih menjadi pasar alias sasaran penjualan para produsen luar negeri. Asean Automotive Federation mencatat penjualan kendaraan roda empat atau lebih di wilayah Asia Tenggara selama 2022 tumbuh 22,7 persen dibanding tahun sebelumnya atau year-on-year (yoy).
Dari data tersebut, Indonesia keluar menjadi negara dengan penjualan mobil terbesar yang mencangkup 30 persen dari total pasar di kawasan ASEAN, yaitu 1.048.040 unit dari 3.424.935 unit. Volume ini tumbuh 18,1 persen dibanding periode Januari-Desember 2021 dengan 887.202 unit.
Meskipun berhasil mempertahankan penjualan nomor satu di ASEAN, Indonesia masih kalah dalam hal produksi mobil dari Thailand. Dalam periode sama, total produksi kendaraan roda empat atau lebih Negri Gajah Putih ini berhasil mencapai 1.883.515 unit. Angka tersebut, berkontribusi 43 persen dari total produksi mobil ASEAN, yaitu 4.383.744 unit.