Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memprediksi angka penderita diabetes di Indonesia bakal melonjak tajam mencapai 28,6 juta pada 2045 mendatangi.
Hal ini disampaikan Direktur pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, dalam temu media secara daring memperingati Hari Diabetes Sedunia, Selasa (19/11/2024).
“Indonesia saat ini berada di urutan kelima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi yang diperkirakan mencapai 20 juta jiwa. Tapi itu belum terdiagnosis ataupun kalau sudah terdiagnosis tidak terkontrol dengan baik. Namun ternyata nanti itu akan diperkirakan akan ada 28,6 juta pada tahun 2045,” kata Nadia.
Menurut Nadia, jika langkah-langkah serius tidak segera diambil, maka dampaknya terhadap cita-cita Indonesia menjadi negara maju akan sangat besar.
Bonus demografi yang diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat justru akan menjadi beban jika masalah kesehatan, termasuk diabetes, tidak segera ditangani.
“Kalau kita tidak segera tangani di tahun 2045 generasi SDM emas yang kita impikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara maju itu tentunya akan sangat sulit tercapai,” katanya.
“Jadi bonus demografi yang kita harapkan akan memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat kita itu akan tentunya hanya menjadi impian saja,” sambungnya.
Sebelumnya, Nadia mengatakan diabetes merupakan salah satu penyakit gangguan metabolik dengan prevalensi tertinggi di dunia.
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas tahun 2021, saat ini terdapat 537 juta orang berusia 20-79 tahun di dunia yang menderita diabetes atau 10,5 persen dari total penduduk pada usia yang sama.
Dia mengatakan, angka ini diperkirakan akan semakin meningkat hingga mencapai 643 juta (11,3 persen) pada tahun 2030 dan 783 juta (12,2 persen) pada tahun 2045.
IDF Diabetes Atlas juga melaporkan prevalensi diabetes di Indonesia pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021 diperkirakan sebanyak 19,5 juta (10,8 persen).