Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo bilang, pembangunan tol Kediri-Tulungagung menuju tol Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, bisa difungsikan pada Oktober 2025.
Pembangunan ini memudahkan akses ke Bandara Kediri yang diharapkan memberikan efek positif bagi perekonomian kawasan Mataraman ini.
“Perkembangan pembangunan jalan tol arah ke Bandara Dhoho dari Kediri 6,82 kilometer pada Oktober 2025 insya Allah sudah bisa difungsikan dengan maksimal. Saya lihat progresnya bisa, Gudang Garam begitu lo,” kata Menteri Dody di Kediri, Jatim, Jumat (22/11/2024).
Kementerian PU berharap, semakin banyak pengusaha merah putih seperti Gudang Garam yang bertarsipasi membangun infrastruktur di daerah. Hal ini penting untuk menopang perekonomian nasional. “Begini harus diapresiasi, besar di tempat dia tidak lupa,” kata dia.
Untuk tol tahap pertama rute Kediri-Tulungagung akses Bandara Dhoho Kediri, memiliki panjang 6,82 kilometer (km). Tol tersebut dibangun dengan dua lajur, masing-masing 3,6 meter dan dilengkapi 20 jembatan dan overpass, 4 box underpass dan 28 box culvert.
Sedangkan untuk kebutuhan lahan sebanyak 87,6 hektare dengan jumlah bidang 1.588 bidang, dan progress lahan 41,2 persen. Untuk kontraktor adalah LMA Highway Konsorsium.
Pembangunan tol ruas Kediri-Tulungagung, biaya yang diperlukan sebesar Rp9,9 triliun. Pembangunan proyek ini berskema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau Public Private Partnership dengan PT Gudang Garam Tbk, sebagai pemegang saham utama 99,99 persen dan PT Suryaduta Investama 0,01 persen.
Masa konsesi jalan tol Kediri-Tulungagung adalah 50 tahun dengan mulai konstruksi di 2024. Direncanakan, untuk tahun operasi secara bertahap di 2026 dan tahun penyelesaian konstruksi triwulan pertama 2030. Panjang tol adalah 44,17 kilometer.
Adapun tujuan pembangunan jalan tol Kediri-Tulungagung disebut mempunyai banyak manfaat antara lain menghubungkan pusat perekonomian di Jawa Timur bagian selatan, membangun akses menuju ke Bandara Dhoho Kediri.
Diharapkan, kerja sama ini efektif dalam mempercepat pembangunan ekonomi di kawasan selingkar Wilis dan lintas selatan, termasuk sektor pariwisata. Diharapkan bisa mempermudah akses masyarakat menuju kawasan Jatim selatan.