Masjid Mohammedan, yang kini dikenal sebagai Masjid Perth, adalah masjid tertua nomor dua di Benua Australia dan terletak di Australia Barat. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1905 dengan dana yang dikumpulkan oleh cameleer, pengendara unta asal Afganistan yang bermigrasi ke Australia pada akhir abad ke-19.
Para pengendara unta ini memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi pedalaman Australia, menyediakan jalur transportasi dan perdagangan di wilayah yang sulit dijangkau. Masjid ini terletak strategis di Kota Perth dan berfungsi sebagai pusat spiritual bagi komunitas Muslim awal.
Sejarah dan pendiriannya tidak dapat dipisahkan dari para cameleer Afganistan dan migran Muslim awal lainnya. Mereka berperan penting dalam sejarah Australia, terutama dalam transportasi berbasis unta di gurun. Kontribusi mereka dalam proyek infrastruktur dan pemukiman mencerminkan dedikasi untuk mempertahankan iman dan budaya mereka di negeri asing. Masjid ini menjadi simbol keteguhan mereka dalam menjalankan ajaran agama.
![Mihrab Masjid Perth. (Foto: Dok. Pri)](https://i1.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/11/Whats_App_Image_2024_11_28_at_9_33_55_AM_8976a8cd79.jpeg)
Masjid Perth senantiasa menjadi pusat kegiatan Islam dan keterlibatan komunitas. Masjid ini menyelenggarakan salat harian, salat Jumat, kelas Al-Qur’an, dan kajian Islam. Selama Ramadan, masjid mengadakan salat tarawih, buka puasa bersama, dan ceramah keagamaan, menciptakan suasana yang hidup dan inklusif. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan dakwah, mendukung para dai yang menyebarkan ajaran Islam.
Pelayanan kepada para tamu Allah di Masjid ini cukup dikenal karena keramahannya terhadap jamaah, wisatawan, musafir, dan pencari spiritualitas. Masjid menyediakan fasilitas untuk beribadah serta kesempatan untuk belajar tentang Islam, menciptakan lingkungan yang hangat dan penuh penghormatan bagi semua orang.
Masjid ini dikelola oleh para pemimpin komunitas Islam lokal dan sukarelawan yang menjaga operasional dan programnya. Komunitas Muslim yang lebih luas, termasuk kelompok etnis dari Indonesia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika, turut berkontribusi dalam pemeliharaan dan kegiatan masjid.
![WhatsApp Image 2024-11-28 at 9.33.48 AM.jpeg](https://i3.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/11/Whats_App_Image_2024_11_28_at_9_33_48_AM_91450325c2.jpeg)
Sebenarnya, masjid tertua di Australia adalah Masjid Adelaide, yang dibangun pada tahun 1888 untuk melayani para cameleer, pengendara unta Afganistan di Australia Selatan.
Saat ini, Australia memiliki lebih dari 300 masjid, dengan sekitar 25 masjid di Australia Barat, termasuk Masjid Perth, Masjid Thornlie, Masjid Suleimaniyah di Cannington, dan juga masjid yang dibeli oleh Komunitas Muslim Indonesia, kemudian dijadikan Masjid AlLatief di kawasan Langford. Masjid-masjid ini melayani populasi Muslim yang terus berkembang, yang saat ini diperkirakan lebih dari 700.000 jiwa di seluruh Western Australia.