Menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir telah melarang azan atau panggilan untuk sholat dengan alasan suara dari masjid akan mengganggu warga Israel. Ben-Gvir kerap mengeluarkan pernyataan menghasut yang memancing kemarahan warga muslim.
Ben-Gvir mengatakan kebijakan tersebut diperkenalkan bersamaan dengan menteri ekstremis Idit Silman, yang mengatakan bahwa panggilan untuk salat dari masjid adalah suara yang tidak masuk akal. Ia menegaskan membiarkan panggilan tersebut terus berlanjut adalah tanda pelanggaran hukum.
Dalam sebuah posting di X pada Sabtu (30/11/2024) malam, Ben-Gvir mengatakan dia bangga memperkenalkan kebijakan ini untuk melarang panggilan sholat, yang biasanya berlangsung sekitar dua menit, dengan mengatakan hal itu merupakan ‘bahaya’ bagi warga Israel yang tinggal di dekat masjid.
Saluran 12 Israel melaporkan bahwa menteri ekstremis tersebut telah meminta polisi untuk menegakkan perintahnya dengan memasuki kompleks masjid, menyita pengeras suara, dan mengenakan denda jika digunakan.
Pemimpin Partai Arab Bersatu, Mansour Abbas, mengatakan Ben-Gvir berusaha mengobarkan api dan menyeret warga Arab Muslim untuk menanggapi provokasinya. Dalam tulisannya di X, Abbas berkata: “Dia gagal di Masjid Al-Aqsa dan hari ini mencoba memprovokasi semua masjid. Ben Gvir terus-menerus mencoba menyabotase kehidupan umum di negara ini, dan sudah saatnya untuk mengakhirinya.”
Anggota Knesset Israel Gilad Kariv mengatakan menteri tersebut membahayakan Israel, dan mengatakan dia melakukan segala cara untuk menyalakan api. “Anak nakal ini tidak akan berhenti sampai satu korek api akhirnya menyalakan tong kayu itu,” tulis Kariv di X.
Ben-Gvir memimpin salah satu dari dua partai nasionalis-religius garis keras di parlemen koalisi Israel dan dikenal karena pernyataan-pernyataannya yang menghasut. Bahkan yang bertentangan dengan pemerintah sayap kanan Israel, seperti mengubah status quo akses dan kontrol atas kompleks Masjid Al-Aqsa.
Menteri tersebut pernah mengatakan dia akan membangun sinagoge di masjid Al-Aqsa setelah mengulangi seruan bagi orang Yahudi untuk berdoa di masjid Yerusalem yang diduduki. Ia juga menimbulkan kemarahan karena memimpin penggerebekan yang melibatkan ribuan warga Israel ke tempat suci tempat para ekstremis dan pemukim Yahudi melakukan ritual.