Seniman senior Yati Pesek kembali jadi buah bibir warganet usai video lawasnya dihina oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.
Video lawas Miftah bertemu dengan sinden sekaligus komedian Yati Pesek kembali jadi sorotan di X (Twitter). Dalam video yang beredar itu, Miftah mengucapkan syukur karena Yati memiliki muka yang jelek. Sebab jika cantik, maka dia bisa bekerja sebagai lonte atau wanita tuna susila alias PSK (Perempuan Seks Komersil).
Awalnya, Miftah mengajak naik panggung Yati Pesek dengan sebutan bajingan. Ia beralasan karena lagu yang ditembangkan berjudul Bajingloncat. Yati Pesek kemudian mengingatkan bahwa meskipun usia lebih muda, Miftah adalah gurunya.
Tak berhenti di situ, Gus Miftah kembali melanjutkan candaan yang dinilai keterlaluan. Menurutnya, ia bersyukur Yati Pesek berwajah jelek, sehingga jadi sinden. Sebab, bila parasnya cantik, maka bisa jadi wanita malam.
“Kulo niku bersyukur Bude Yati elek, milo dadi sinden, ayu dadi lonte to niki (Aku bersyukur Bude Yati itu jelek, makanya sinden kalau cantik jadi lonte,” kata Miftah dikutip dari video yang diunggah @Anak__Ogi, Kamis (5/12/2024).
Yati Pesek menyayangkan ucapan tersebut. Dia berusaha mendinginkan suasana. Menurutnya, Miftah mengucapkan hal itu karena kecewa lantaran menyukainya.
Miftah lagi-lagi mengucapkan hal-hal yang tidak baik. Menurutnya, jika iya benar berpasangan dengan Yati Pesek, ia khawatir meninggal duluan karena keracunan susu kedaluarsa.
Yati Pesek syok. Ia tampak marah, namun hanya menghela napas. Perempuan lanjut usia itu mulai gerah dengan omongan pemilik Ponpes Ora Aji tersebut.
“Saiki kok dadi suarane kongono. Untung Gus sampean kui saiki neng kene ora ustad kok ya, ora dadi kiai, dudu, (Kok sekarang omongannya jadi begitu. Untung Gus kamu sekarang di sini bukan jadi ustaz, bukan sedang jadi kiai),” tutur Yati.
Asal-usul dan Riwayat Karier Yati Pesek
Yati Pesek telah berkarier di dunia hiburan sejak 1964. Perempuan kelahiran Yogyakarta 8 Agustus 1952 tersebut adalah anak dari Sujito dan Sujilah. Sukses di dunia seni, darah seniman memang mengalir di dalam dirinya.
Ayahnya adalah pengrawit dan ibunya adalah seorang penari. Kedua orang tuanya tersebut bahkan menjadi pemain dari pagelaran wayang orang.
Bakat menari Yati Pesek diperoleh dari sang ibu melalui pembelajaran sejak kecil. Bahkan Yati belajar privat dengan guru tari dari Konservatori Karawitan Surakarta, R. M. Joko Daulat, dan guru tari dari Yogyakarta, Basuki Koeswaraga.
Bakatnya semakin diakui ketika menginjak usia tujuh tahun. Saat itu, Yati terpilih untuk tampil di bagian pembuka sebelum pertunjukan wayang orang.
Yati memulai kariernya secara profesional dengan bergabung bersama Wayang Orang Jati Mulya. Ia akhirnya merantau ke Yogyakarta dan ikut manggung dengan kelompok Ketoprak Mudha Rahayu dari Yogyakarta.
Performa Yati Pesek di panggung sempat dilirik oleh maestro Ki Manteb Sudarsono dan akhirnya digandeng untuk tampil bersama. Pemilik nama aslu Suyati ini juga bermain peran di berbagai film seperti Ngebut Kawin hingga Yowis Ben 3.
Selain itu, dia juga pernah berperan di film Serangan Fajar tahun 1982 dan Langitku Rumahku tahun 1990. Ia masih aktif hingga tahun 2024 dengan bermain peran di film Mendong Tanpo Udan dan Seni Memahami Kekasih.