Dubes Wajid Berharap Hubungan Persahabatan RI-Suriah Terus Terjaga


Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzi menilai situasi di Suriah hanya sebagai sebuah pergantian kekuasaan dan berharap hubungan persahabatan kedua negara tetap terjaga.

“Apa yang sedang kita saksikan ini sesungguhnya adalah sebuah pergantian kekuasaan dari sebuah negara,” kata Dubes Wajid dalam sebuah acara diskusi daring yang digelar Rabu (11/12/2024).

Pernyataan tersebut disampaikannya saat menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan intervensi asing di balik runtuhnya kekuasaan rezim Bashar al-Assad di Suriah.

Dubes Wajid menegaskan, situasi yang tengah terjadi di Suriah adalah sebuah pergantian kekuasaan dari sebuah negara dan hal itu bisa terjadi di mana-mana.

“Jadi, kita sebagai Bangsa Indonesia melihat ini sebagai satu pergantian kekuasaan di sebuah negara. Negaranya adalah Suriah, dan Suriah itu sekarang dari dahulu adalah sahabat Indonesia,” kata dia.

Diplomat senior itu menegaskan kembali sikap Indonesia terhadap situasi di Suriah saat ini adalah akan terus mengikuti secara dekat situasi yang terjadi dan Presiden RI menilai persoalan di Suriah hanya dapat diselesaikan melalui proses transisi yang inklusif, demokratik, damai, serta mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat.

“Tentu, itu semua dengan tetap menjaga kedaulatan dan kemerdekaan serta keutuhan wilayah Suriah. Ini penting untuk kita jadikan pedoman bersama bahwa inilah yang akan dilakukan kita semua sebagai bangsa Indonesia dalam melihat perubahan ini,” tambah dia.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Wajid juga menyoroti bahwa persahabatan Indonesia dan Suriah sudah terbangun sejak masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, pada sekitar 1947.

Suriah, kata dia, melalui wakilnya di PBB memajukan isu Indonesia, atau Indonesian Matters, untuk diajukan di Sidang Dewan Keamanan PBB, dan Suriah mendukung kemerdekaan Indonesia.

Sejarah tersebut, menurut Dubes Wajid, merupakan nilai yang sangat berharga dalam hubungan bilateral kedua negara.

Oleh karena itu, di masa pergantian kekuasaan baru di Suriah, ia berharap persahabatan Indonesia dan Suriah tetap terjaga, terus menjadi dua negara yang saling bersahabat, dan hubungan keduanya dapat terus ditingkatkan di kemudian hari.

Dalam wawancara khusus dengan Inilah.com, Selasa (10/12/2024), Dubes Wajid menyampaikan bahwa situasi jalanan di Kota Damaskus saat ini sudah normal.

“Secara umum situasi di Damaskus mulai kondusif, meski sesekali terdengar suara dentuman atau tembakan.  Situasi keamanan relatif tenang, kehidupan masyarakat sudah mulai tampak, jalan-jalan sudah mulai ramai, sebagian toko-toko sudah mulai buka kembali. Namun demikian, masih terlihat sekelompok masyarakat yang merayakan berakhirnya pemerintahan Bashar Al-Assad,” katanya.

Dubes Wajid juga memastikan bahwa sampai saat ini warga negara Indonesia (WNI) di Suriah juga dalam keadaan aman tanpa ada laporan dampak apapun dari peristiwa politik yang terjadi saat ini.

“Seluruh WNI dan staf KBRI [Damaskus] dilaporkan dalam keadaan aman. Jumlah WNI tercatat sebanyak 1.162 orang, yang terdiri dari para pelajar, pekerja migran, dan keluarga staf KBRI,” ujarnya.

Menurut Dubes Wajid, skenario perlindungan KBRI dilakukan dengan terus memperbarui rencana kontingensi guna memastikan perlindungan WNI, update data berkoordinasi intensif dengan instansi terkait untuk perlindungan WNI, menetapkan status Siaga 1, memberikan imbauan dan menjaga komunikasi dengan WNI, serta mempersiapkan rencana evakuasi WNI dari Suriah.

KBRI Damaskus telah melaksanakan evakuasi gelombang pertama dari Suriah pada Selasa. Ada 37 WNI yang tercatat dalam evakuasi ini. Rombongan tersebut singgah di Beirut, Lebanon sebelum melanjutkan penerbangan ke Indonesia pada Rabu. Mereka dijadwalkan akan tiba di Jakarta pada Kamis (12/12/2024).