Dalam diskusi di kantor Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB di New York, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Habib Idrus Salim Al-Jufri menyerukan kepada PBB untuk memprioritaskan penanganan masalah cyberbullying yang kian mengancam anak-anak, khususnya di Indonesia dan di dunia pada umumnya.
“Cyberbullying adalah ancaman nyata yang semakin sering terjadi di Indonesia. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat untuk interaksi positif, kini sering menjadi tempat intimidasi, tekanan sosial, dan kekerasan digital yang merusak kesehatan mental anak-anak kita,” kata Habib Idrus dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/12/2024)
Pertemuan dihadiri 8 Anggota DPR RI dari Fraksi PKS dan perwakilan dari kantor Special Representative of the Secretary-General (SRSG) bidang Kekerasan terhadap Anak, Pablo Espienella, yang menyampaikan komitmen PBB untuk mendukung langkah-langkah konkret menangani isu cyberbullying.
Menurut laporan CDC 2022, bunuh diri telah menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di kalangan remaja, dengan cyberbullying sebagai salah satu penyebab utama.
Situasi ini, imbuh Habib Idrus, membutuhkan respons yang cepat dan terkoordinasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Usulan Langkah Konkret dari Delegasi DPR RI
Dalam diskusi tersebut, Habib Idrus mengajukan beberapa langkah strategis yang perlu segera dilakukan.
“Pertama, pembatasan usia pengguna media sosial. Kami mendorong kesepakatan global untuk membatasi akses media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun demi melindungi mereka dari konten tidak pantas dan kekerasan digital,” ujar Anggota DPR RI dari Dapil Banten III ini.
Kedua, lanjut Habib Idrus, regulasi platform digital. Pihaknya mendesak tanggung jawab lebih besar dari platform media sosial untuk memantau dan menangani kasus cyberbullying secara cepat dan tegas.
“Ketiga yakni pendidikan literasi digital. Saya Mengusulkan kampanye global untuk meningkatkan literasi digital bagi anak-anak, orang tua, dan pendidik agar mampu memahami dan mengurangi risiko di dunia digital,” terang Habib Idrus.
Pablo Espienella, yang mewakili SRSG bidang Kekerasan terhadap Anak, menyambut baik rekomendasi tersebut dan menegaskan pentingnya sinergi antara negara-negara anggota PBB.
“Kami siap mendukung langkah-langkah Indonesia dan negara-negara lainnya untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi anak-anak,” ujar Pablo.
Delapan anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang hadir dalam pertemuan ini menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah global yang bertujuan melindungi anak-anak dari ancaman cyberbullying.
Mereka juga menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung kebijakan internasional yang sejalan dengan nilai-nilai perlindungan anak.
“Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Cyberbullying adalah krisis global yang membutuhkan respons bersama dari semua pihak. Keselamatan anak-anak adalah prioritas kita,” pungkas Habib Idrus.