Akhirnya, Apple Inc memutuskan bakal berinvestasi di Indonesia senilai US$1 miliar atau setara Rp15,95 triliun (kurs Rp15.900/US$).
Perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat (AS) bertekuk lutut setelah produk anyarnya yakni iPhone 16 dilarang dijual di Indonesia, sebelum memenuhi komitmen investasi di Indonesia.
“Langkah ini patut diapresiasi karena membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penciptaan lapangan kerja baru dan penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global (global value chain/GVC),” kata ekonom UPN Veteran-Jakarta, Achmad Nur Hidayat di Jakarta, Sabtu (14/12/2024).
Namun, jangan bangga dulu. Dilarang puas dulu. Karena, pemerintah masih menghadapi tantangan besar untuk memastikan aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 35 persen, diterapkan secara konsisten untuk seluruh produsen smartphone, termasuk merek-merek lain seperti Huawei dan Google.
“Produk terbaru seperti Huawei Mate X6 dan Google Pixel masih dilarang dijual di Indonesia, karena menghadapi kendala dalam memenuhi persyaratan TKDN. Nah ini yang harus dikejar,” imbuhnya.
Dia bilang, pemerintah harus memastikan bahwa semua perusahaan teknologi mematuhi aturan TKDN tanpa pengecualian. Huawei, Google, dan merek lain harus didorong untuk memenuhi persyaratan yang sama seperti Apple. “Konsistensi dalam penegakan aturan akan menciptakan level playing field bagi semua pelaku industri,” imbuhnya.
Dengan nilai investasi yang besar, lanjut Achmad Nur, Apple berkomitmen untuk mendirikan fasilitas yang mendukung produksi komponen dalam negeri. Janji ini tentu akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global.
Namun, sejauh ini, langkah konkret dari Apple belum sepenuhnya memuaskan. Karena lebih banyak berfokus pada skema inovasi melalui pendirian Apple Academy di Tangerang, Sidoarjo, dan Batam.
“Meskipun ini merupakan inisiatif yang baik, dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja langsung relatif kecil dibandingkan dengan membangun fasilitas manufaktur atau pabrik besar,” ungkapnya.
Pandangan senada disampaikan ekonom senior Indef, Tauhid Ahmad, pemerintah harus mewujudkan investasi Apple Inc di Indonesia, secaraa riil. Bukan janji atau ‘omon-omon’ semata.
Jika Aplle Inc benar-benar membangun industri di tanah air, tidak tertutup kemungkinan bakal diikuti investor berkelas dunia lainnya.
“Yang akan terlatih dengan standar internasional dan itu akan menjadi nilai tambah positif untuk membuat citra Indonesia baik bahwa kita sebagai negara basis produksi untuk global gitu,” kata Tauhid.