Bakal Cawalkot Makassar Diduga Jadi Pemodal Sindikat Uang Palsu di UIN Alauddin


Pihak kepolisian masih memburu tiga orang yang terlibat dalam sindikat uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Salah satunya, politikus sekaligus bakal calon Wali Kota (cawalkot) Makassar berinisial ASS.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan, ASS diduga menjadi salah satu orang yang terlibat dalam sindikat uang palsu di UIN Makassar. Bahkan ASS diduga berencana menggunakan uang palsu itu untuk dana kampanye di Pilkada 2024 kemarin.

Selain itu, ASS diduga menjadi pemodal dari sindikat uang palsu tersebut.

“ASS sempat berniat maju Pilkada, tetapi tidak cukup kursi untuk mencalonkan diri,” ujar Yudhiawan seperti dikutip, Sabtu (21/12/2024).

Dugaan keterlibatan ASS ini membuat kepolisian melakukan penyelidikan ke sebuah rumah di Jalan Sunu. Rumah tersebut diketahui milik ASS.

Di lokasi tersebut, polisi menangkap dua orang yakni Muhammad Syahruna (52 tahun) dan John Biliater Panjaitan (68 tahun).

Syahruna diduga sebagai pelaku produksi uang palsu, sementara John berperan sebagai perantara transaksi.

Dari hasil penyelidikan dan penemuan tersebut, polisi memiliki bukti dugaan kuat jika ASS sebagai penyandang dana dari sindikat uang palsu di UIN Makassar. Dana yang dikirim ASS digunakan untuk membeli bahan baku uang palsu, yang produksinya berlangsung sejak 2010 dan mencapai puncaknya pada 2022.

Namun, hingga kini, ASS bersama dua buronan lainnya masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

Sebelumnya, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama jajarannya menelusuri dugaan keterlibatan seorang pengusaha asal Makassar berinisial ASS yang disinyalir kuat turut memfasilitasi produksi uang palsu dari rumahnya di Kota Makassar hingga masuk ke dalam Kampus UIN Alauddin di Gowa, Sulsel.

“Awal pertama ditemukan (mesin pencetak uang) di Jalan Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar, maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar, tadinya menggunakan alat kecil,” kata Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono di Mapolres Kabupaten Gowa, Kamis (19/12/2024).

Menurutnya, karena permintaan uang palsu (upal) semakin meningkat, pelaku berinisial SAR ini kemudian mulai mencari tempat yang lebih aman, dan didukung dengan kapasitas mesin yang besar guna menghasilkan upal lebih banyak, bahkan tembus masuk ke area kampus diduga bekerja sama dengan tersangka AI.

Pelaku SAR telah mempengaruhi tersangka inisial AI diketahui menjabat Kepala Perpustakaan sekaligus dosen di Kampus II UIN Alauddin Makassar, Jalan Yasin Limpo, Samata, Kabupaten Gowa, Sulsel agar bisa memproduksi upal secara massal.