Dianggap Makan Gaji Buta di Masa Non-tahapan Pemilu, Begini Alasan Bawaslu


Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Lolly Suhenty mengungkap soal lembaganya yang sering dianggap makan gaji buta di masa non-tahapan pemilu. Lolly mengaku pendapat sebagian masyarakat itu sering kali terdengar. 

Oleh karena itu, ia berharap setelah masa Pemilu 2024 usai seluruh jajarannya melakukan refleksi dan koreksi tugas masing-masing.

“Orang sering bilang, Bawaslu enggak jelas kerjanya. ‘Masa non-tahapan mau ngapain’, ‘makan gaji buta aja tuh sama kayak KPU’,” kata Lolly dalam acara Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu di Bali, Sabtu malam (21/12/2024).

Lebih lanjut, ia menyampaikan banyak orang yang lupa bahwa membangun kesadaran publik butuh proses.

Menurutnya, meskipun di masa non-tahapan pemilu, Bawaslu tetap melakukan kerja-kerja untuk menyadarkan masyarakat mengenai pemilu bersih.

“Orang sering lupa, beras pun tidak ujug-ujug ada, ditanam menjadi beras. Beras saja prosesnya panjang, tanahnya mesti bagus, baru ditanami,” tuturnya.

“Orang sering lupa, di zaman digitalisasi ingin semua serba instan. Tidak. Yang namanya kesadaran publik, dia butuh proses,” sambung Lolly.

Ketua Divisi Partisipasi Masyarakat dan Pengawas itu menyebut, masa non-tahapan merupakan waktu terbaik untuk menanamkan kesadaran.

Dengan begitu, Bawaslu pun menerima kritik dari masyarakat untuk selanjutnya menjadi bahan koreksi lembaga pengawas pemilu tersebut.

“Orang boleh nyinyir soal kinerja Bawaslu, kami terima, karena kami tidak boleh antikritik. Tapi kami tidak berhenti di situ. Lakukan koreksi, perbaikan, salah satunya melalui konsolidasi ini,” tuturnya.