Menteri Pertahanan Israel Katz untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa Israel telah membunuh pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh dan mengancam akan mengambil tindakan serupa terhadap pimpinan kelompok Houthi di Yaman.
Ismail Haniyeh tewas dalam sebuah ledakan di Iran pada Juli lalu. Sejak awal, Israel secara luas diyakini berada di balik ledakan yang menewaskan pemimpin Hamas tersebut.
Dalam pidatonya Senin (23/12/2024), Katz mengatakan bahwa Houthi akan mengalami nasib yang sama seperti anggota lain dari aliansi yang dipimpin Iran di wilayah tersebut, termasuk Haniyeh. Dia juga mencatat bahwa Israel telah membunuh pemimpin Hamas dan Hizbullah lainnya, membantu menggulingkan Bashar Assad dari Suriah, dan menghancurkan sistem anti-pesawat Iran.
“Kami akan menyerang infrastruktur strategis (Houthi) dan memenggal kepala kepemimpinannya,” katanya. “Seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, Sinwar, dan Nasrallah di Teheran, Gaza, dan Lebanon, kami akan melakukannya di Hodeida dan Sanaa,” tambahnya, mengacu pada para pemimpin Hamas dan Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel sebelumnya.
Katz mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan kembali tekad Israel untuk menanggapi setiap tindakan perlawanan. “Siapa pun yang mengangkat tangan melawan Israel akan dipotong tangannya, dan tangan panjang [Pasukan Pendudukan Israel] akan menyerang mereka untuk membalas dendam,” katanya.
Houthi yang didukung Iran telah meluncurkan sejumlah rudal dan pesawat tak berawak ke Israel selama perang, termasuk rudal yang mendarat di Tel Aviv pada Sabtu (21/12/2024) dan melukai sedikitnya 16 orang. Israel telah melakukan tiga set serangan udara di Yaman selama perang dan berjanji untuk meningkatkan tekanan pada kelompok militan itu sampai serangan rudal berhenti.
Yaman Targetkan Israel
Sebelumnya juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) Yahya Saree mengumumkan pasukannya telah menyerang dua target militer Israel, satu di Yafa yang diduduki (Tel Aviv) dan satu di Askalan.
Saree menekankan bahwa operasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan perlawanan mereka serta sebagai respons terhadap pembantaian yang dilakukan terhadap warga sipil di Gaza. Operasi tersebut dilakukan dalam tahap kelima kampanye mereka melawan pendudukan Israel dan sebagai bagian dari pembalasan terhadap agresi Israel yang sedang berlangsung di Yaman.
Operasi pertama menargetkan lokasi militer di Kota Askalan yang diduduki dengan menggunakan pesawat nirawak Yafa dan berhasil mengenai sasarannya. Operasi kedua juga menyerang lokasi militer di Kota Yafa yang diduduki [Tel Aviv] dengan pesawat nirawak, juga berhasil mencapai sasaran.
Angkatan Bersenjata Yaman juga menegaskan komitmen mereka untuk melanjutkan operasi militer terhadap target-target Israel sebagai tanggapan atas upaya perlawanan di Gaza dan sebagai bentuk solidaritas terhadap seruan rakyat Yaman yang merdeka serta negara-negara Arab dan Islam. Mereka menegaskan kembali bahwa operasi ini akan terus berlanjut hingga agresi di Gaza berhenti dan blokade dicabut.