Pengamat Ingatkan Proyek Pembangunan Jargas di Kota Besar Rawan Korupsi

Pengamat energi, Iwa Garniwa optimistis subsidi energi yang digelontorkan pemerintah dalam proyek jaringan gas (jargas) bakal membuahkan hasil yang baik.

Pasalnya, kehadiran jargas dinilai mempermudah akses masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi dalam rumah tangga. Hal ini ia ungkapkan menanggapi laporan anggaran subsidi energi sebesar Rp159,6 triliun selama 2023, serta target penyaluran subsidi energi sebesar Rp186,9 triliun di tahun ini.

“Memang jargas ini harus dikembangkan dan yang membuat biayanya mahal, adalah pipa saluran sebagai backbone (saluran) dari sumber ke dekat konsumen. Dampaknya akan meningkatkan keandalan dan juga akses masyarakat untuk mendapatkan gas,” kata Iwa ketika dihubungi Inilah.com, Jakarta, dikutip Selasa (23/1/2024).

Iwa menambahkan, jargas juga turut berkontribusi membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Namun, hal ini juga harus sejalan dengan strategi yang pemerintah pilih dalam menentukan bauran energi nasional.

“Bisa saja jargas berkontribusi untuk NZE, walau tidak selalu dalam bentuk jargas karena LPG (Liquefied Petroleum Gas) pun bisa, namun hal ini bergantung pada strategi bauran energi nasional, sejauh mana pengembangan energi terbarukan,” kata Iwa.

Guru Besar Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia (UI) ini, menyebutkan, nantinya upaya penyediaan jargas rumah tangga harus menghadapi sejumlah tantangan, seperti ancaman kebocoran subsidi.

Untuk meminimalisir ancaman tersebut, Iwa menyebut, pentingnya mekanisme penyaluran yang diserahkan secara langsung kepada masyarakat.

“Sebaiknya subsidi bukan pada produknya, tapi subsidi langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Biarlah subsidi ini dialihkan kepada kementerian yang menangani masalah sosial,” kata Iwa.

Selain ancaman kebocoran subsidi, Iwa menambahkan, upaya penyediaan jargas rumah tangga dihadapkan tantangan fasa pembangunan.

Keadaan tanah yang di sejumlah kota besar seperti Jakarta berpotensi menghambat proses penanaman pipa sambungan rumah tangga (SR). Hasilnya, dapat mengancam potensi pasar yang besar pada jargas perkotaan.

“Jelas ada tantangannya yaitu fase pembangunannya, yaitu bahwa jargas ini ditanam dalam tanah. Padahal banyak tanah di kota-kota besar, sudah matang, sehingga sulit untuk dipakai sebagai jargas,” kata Rektor Institut Teknologi PLN itu.

Iwa optimistis, jargas memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Ke depan, jargas bisa menjadi kompetitor kuat yang akan menyaingi pamor energi gas terdahulu seperti LPG yang dikemas dalam tabung.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif membeberkan pengeluaran APBN 2023 sebesar Rp159,6 triliun untuk subsidi energi. Terdiri dari Rp95,6 triliun untuk subsidi BBM dan LPG. Sementara Rp64 triliun sisanya untuk subsidi listrik.

“Energi kita juga dalam negeri harus menyiapkan subsidi energi untuk masyarakat. Kita melihat bahwa subsidi energi bisa tercapai,” kata dia, Senin (15/1/2024).

Adapun untuk 2024, Arifin menuturkan pemerintah menargetkan bisa menyalurkan subsidi energi sebesar Rp186,9 triliun. 
 

Sumber: Inilah.com