Waspadai Flu Berubah Menjadi Kanker? Jangan Abaikan Gejala-gejala ini


Kebanyakan dari kita biasanya menganggap gejala umum seperti pilek, batuk, dan rasa tidak enak badan yang muncul seiring perubahan musim sebagai gejala flu biasa. Namun, jika gejalanya menetap atau memburuk, kemungkinan diagnosis yang jauh lebih buruk termasuk kanker tidak dapat dikesampingkan. 

Banyak pilek yang dapat berlalu tanpa menimbulkan kepanikan. Namun, ada tanda-tanda peringatan tertentu sehingga Anda perlu tetap waspada. Deteksi dini gejala dapat memastikan Anda mengendalikan kesehatan dengan mengurangi kemungkinan memburuknya kondisi kesehatan.

Dr. Nishith Modi, MBBS, MS, DrNB, dari Pusat Kanker HCG-Vadodara, India dalam sebuah tulisannya mengungkapkan perlunya melakukan deteksi terhadap gejala-gejala sejak dini. “Ada beberapa yang harus Anda perhatikan,” katanya mengutip Times of India.

1. Batuk Kronis

Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, terutama bila disertai darah, mengi, atau suara serak, memerlukan perhatian segera. American Cancer Society menyatakan bahwa batuk yang tidak dapat dijelaskan dan terus-menerus merupakan salah satu gejala paling umum pada tahap awal kanker paru-paru. Kanker tenggorokan dan esofagus sering kali bermanifestasi seperti ini karena tidak merespons antibiotik dan pengobatan lain seperti obat batuk.

2. Penurunan Berat Badan yang tidak Diinginkan

Meskipun penurunan berat badan beberapa kilogram yang tidak disengaja mungkin tampak tidak berbahaya pada awalnya, hal itu bisa jadi merupakan tanda sesuatu. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of General Practice, penurunan berat badan yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan sering dikaitkan dengan kanker lambung, pankreas, esofagus, dan paru-paru. 

Hal ini karena kanker mempercepat pengeluaran kalori dan mengganggu proses metabolisme tubuh, bahkan tanpa adanya perubahan nafsu makan.

3. Infeksi atau Demam yang Berulang

Bila Anda terus-menerus sakit dan merasa seperti terkena demam atau infeksi berulang, itu pertanda sistem kekebalan tubuh mungkin rusak. Kanker darah, misalnya leukemia atau limfoma, merusak kemampuan tubuh untuk memproduksi sel darah putih, sehingga orang tersebut akan lebih mungkin mengalami infeksi. Penyakit berulang, terutama bila disebabkan oleh etiologi yang tidak diketahui, sebaiknya diselidiki lebih lanjut.

4. Kelelahan Terus-menerus

Kita semua terkadang merasa lelah, tetapi kelelahan akibat kanker berbeda: kelelahan ini sangat parah, terus-menerus, dan tidak membaik dengan istirahat. Menurut National Cancer Institute, kanker seperti leukemia, limfoma, dan bahkan kanker kolorektal dapat menyebabkan kelelahan ekstrem ini. 

Kelelahan ini sering kali berasal dari perubahan metabolisme dan respons sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit. Kelelahan kronis yang mengganggu kehidupan sehari-hari tidak boleh diabaikan.

5. Kesulitan Menelan atau Sakit Tenggorokan Terus-menerus

Sakit tenggorokan yang berkepanjangan atau kesulitan menelan, terutama jika terasa seperti makanan yang lengket, mungkin merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar gangguan sesaat. Gejala-gejala ini biasanya disebabkan kanker tenggorokan, esofagus, atau bahkan tiroid. Diagnosis dini sangat penting karena kanker ini sering kali dapat diobati dengan lebih mudah jika dideteksi sejak dini.

Kapan harus Mencari Nasihat Medis

Jika salah satu gejala ini berlangsung lebih dari tiga minggu atau menunjukkan tanda-tanda memburuk, sudah saatnya berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Tes rutin seperti pemindaian pencitraan, biopsi, atau pemeriksaan darah membantu menyingkirkan atau mengonfirmasi kondisi serius, termasuk kanker.

Meskipun tidak semua kanker dapat dicegah, mengambil langkah proaktif dalam gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko. Misalnya dengan berhenti merokok mengingat tembakau merupakan salah satu penyebab utama kanker termasuk kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut.

Pertahankan berat badan yang sehat karena berat badan berlebih dikaitkan dengan berbagai kanker pankreas, esofagus, dan lainnya. Batasi pula mengonsumsi alkohol karena terlalu banyak meminumnya dapat meningkatkan risiko kanker hati dan tenggorokan.

Lakukan pula gaya hidup aktif dengan berolahragalah secara teratur. Sebagai hasil dari hormon yang teratur akibat berolahraga dapat mengurangi risiko beberapa kanker. Lakukan skrining penyakit seperti mammogram, kolonoskopi, dan Pap smear yang dapat mendiagnosis kanker saat masih dalam fase paling awal karena akan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan lebih baik.