Sebuah studi terbaru menemukan bahwa pria di seluruh dunia bertambah tinggi dan bertambah berat badan dua kali lebih cepat daripada wanita selama 100 tahun terakhir.
Penelitian yang diterbitkan di Biology Letters menyebutkan bahwa perbedaan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan yang semakin baik, seperti peningkatan nutrisi dan kesehatan, serta seleksi seksual.
Mengutip CNN, Minggu (26/1/2025), para peneliti dari Italia, AS, dan Inggris menganalisis data yang diberikan pada tahun 2003 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang tinggi dan berat lebih dari 100.000 orang di 69 negara. Penulis penelitian juga menggunakan data dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mengukur tingkat kesejahteraan manusia secara nasional.
Tim peneliti menemukan bahwa setiap kenaikan 0,2 IPM mengakibatkan peningkatan tinggi sekitar 1,68 sentimeter untuk wanita dan 4,03 sentimeter untuk pria, serta kenaikan berat rata-rata 2,70 kilogram untuk wanita dan 6,48 kilogram untuk pria.
Tren ini juga dikonfirmasi dengan menilai data dari Indeks Gini Bank Dunia, yang mengukur tingkat ketimpangan pendapatan nasional, untuk 58 negara pada periode tahun 2000 hingga 2006.
Menurut penelitian tersebut, ketimpangan yang lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan tinggi dan berat badan. Setiap peningkatan unit dalam Gini dikaitkan dengan penurunan rata-rata tinggi sekitar 0,14 sentimeter pada wanita dan 0,31 sentimeter pada pria, dan penurunan berat rata-rata sekitar 0,13 kilogram untuk wanita dan 0,39 kilogram untuk pria.
Ukuran Tubuh Penting saat Memilih Pasangan
Rekan penulis studi dan ahli fisiologi lingkungan Lewis Halsey, seorang profesor di Universitas Roehampton di London mengaitkan perbedaan dalam tingkat pertambahan tinggi pria dan wanita dengan seleksi seksual.
Pada masa lalu, menurut dia, pria yang lebih tinggi dan lebih berat cenderung lebih kuat, sehingga mereka dapat mengalahkan pria lain untuk memikat wanita dan mewariskan gen tinggi mereka.
Namun, bahkan saat ini, wanita cenderung lebih menyukai pria yang lebih tinggi. Namun, sebaliknya tinggi badan wanita tidak begitu penting.
“Ini adalah (sebuah) studi lintas negara yang bagus yang pada dasarnya mengonfirmasi (sebuah) aturan yang sudah diketahui tentang perbedaan jenis kelamin dalam ‘ekosensitivitas’,” kata profesor Bogusław Pawłowski, kepala Departemen Biologi Manusia di Universitas Wrocław di Polandia, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
“Norma pria tinggi adalah sesuatu yang terjadi di negara-negara Barat (tetapi juga di banyak negara di Asia). Artinya, dalam populasi ini tinggi pria merupakan aspek penting dari daya tarik pria di pasar pasangan manusia,” imbuh Pawłowski.