Program makan bergizi gratis tidak ujug-ujug muncul. Rupanya sudah dimimpikan Presiden Prabowo Subianto sejak 18 tahun lalu. Demikain disampaikan Utusan Presiden Hashim Djojohadikusumo.
Adik kandung Prabowo itu mengungkap, mimpi memberi makan seluruh anak Indonesia sudah didambakan Prabowo sejak tahun 2006. “Program Makan Bergizi Gratis ( MBG), itu adalah janji Pak Prabowo. Itu adalah gagasan Pak Prabowo 18 tahun lalu. Itu gagasan dilahirkan pada 2006,” kata Hashim sebagaimana dikutip dari siaran resmi Tim Media Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Minggu (2/2/2025).
Semestinya pernyataan ini jadi tamparan sekaligus pecur bagi Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk segera membenahi pelaksanaan MBG, bukannya malah bikin mimpi Prabowo jadi biang kegaduhan.
Dadan sempat disorot usai usulkan serangga jadi menu MBG. Sebelum urusan serangga, Dadan juga disorot karena eksekusi program makan bergizi gratis yang dikomandoinya berantakan. Di tengah banyaknya persoalan, dia malah meminta tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun.
Tambahan anggaran ini, menurutnya, akan digunakan untuk menyasar 82,9 juta penerima MBG hingga akhir tahun 2025. “Kalau dari hitungan Badan Gizi, kalau tambahan itu terjadi di September, sebetulnya Rp100 triliun sudah cukup untuk memberi makan 82,9 juta (penerima MBG),” kata Dadan di Jakarta, dikutip Sabtu (18/1/2025).
MBG yang telah berjalan sejak Senin (6/1/2025), hingga saat ini belum cukup merata di seluruh sekolah. Tidak usah jauh-jauh, di ibu kota saja sempat terdapat sekolah yang tak kebagian program ini. Padahal letak sekolah terbilang dekat dari SPPG (dapur MBG). Seperti yang pernah dialami SMAN 14 Cililitan Jakarta Timur. Wakil Kepala Sekolah SMAN 14 Bidang Kehumasan, Zsa Zsa Ryana kepada Inilah.com, sempat mengaku 756 siswanya sudah menanyakan kapan sekolahnya akan mendapatkan program MBG. Para guru pun juga tidak tahu mengapa sekolahnya belum kebagian.
Sekolah yang sudah dapat pun tak luput dari persoalan. Sejumlah siswa SD Negeri Dukuh 03 Sukoharjo, keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (16/1/2025). Kepala SD Negeri Dukuh 03, Lilik Kurniasih mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Di mana sebelumnya makanan datang sekitar pukul 09.00 WIB.
Sejumlah anak yang keracunan tersebut merupakan siswa dari kelas 1 hingga 6. Mereka rata-rata mencium bau basi dari ayam tepung yang mereka santap. Belum lagi dugaan korupsi. Sumber Inilah.com mengungkap ada indikasi oknum BGN memonopoli ompreng atau wadah makan. Permainan dimulai dari spesifikasi yang sulit dan rinci.
Selain itu, janji Badan Gizi Nasional (BGN) soal pelibatan UMKM dalam program makan bergizi gratis sepertinya juga sekadar ‘omon-omon’. Terbukti dua restoran mewah punya Grup Sri Rejeki Isman (Sritex) didapuk menjadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias dapur MBG. Dua restoran itu adalah Diamond dan Daegu Korean Grill, keduanya ditunjuk sebagai SPPG atau dapur MBG. Mereka bertugas memasok makanan bagi siswa sekolah di daerah Laweyan.
Sederet persoalan ini membuat Ekonom INDEF Nailul Huda gerah. Ia mendesak program MBG harus secara rutin dilakukan evaluasi terhadap output dan outcome-nya. Huda khawatir kesemerawutan akan terulang di pelaksanaan MBG pada bulan Ramadan. Dia mendorong, jika memang Kepala BGN Dadan Hindayana pantas diganti, sebaiknya dilakukan sebelum bulan puasa.
“Saya nilai sekarang terlalu dini untuk mencopot kepala BGN, namun harusnya di akhir bulan Februari harus ada evaluasi dan persiapan harus lebih matang untuk dilakukan pasca lebaran. Bulan Ramadhan harusnya dijadikan sebagai bulan persiapan untuk lebih matang kembali. Dan jika ada pergantian kepala BGN lebih pas di akhir bulan Februari,” kata dia kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
“Tentu reshuffle harus didasarkan pada penilaian obyektif terhadap pejabat yang bertanggung jawab. Apakah tugas yang diberikan kepada dia terlaksana dengan baik atau tidak. Termasuk ketika ada masalah bagaimana cara mereka menangani masalah tersebut,” ucap dia menambahkan.