Pendudukan Israel telah menghancurkan 79% masjid di Jalur Gaza dan tiga gereja. Genosida Israel dengan sengaja menargetkan bangunan-bangunan keagamaan di Gaza, menghancurkan masjid, gereja, dan kuburan serta situs-situs kuno yang dilindungi.
Juru Bicara Kementerian Wakaf Gaza, Ikrami al-Mudallal seperti dilansir Anadolu Agency, menyatakan bahwa pasukan Israel juga telah membunuh 255 ulama dan imam yang berafiliasi dengan kementerian dan menahan 26 lainnya. “Penargetan masjid dan tempat ibadah oleh pasukan pendudukan merupakan pelanggaran nyata terhadap semua kesucian, hukum internasional, dan hukum hak asasi manusia,” katanya.
Selain itu, al-Mudallal mencatat bahwa pasukan pendudukan Israel telah menargetkan 32 dari 60 pemakaman di Gaza, 14 hancur dan 18 rusak sebagian.
Menodai Bangunan Kuno Gaza
Selama berabad-abad, Gaza telah menjadi persimpangan penting antara Asia dan Afrika, menjadi saksi kekayaan peradaban, budaya, dan agama. Di antaranya adalah Masjid Agung Omari, masjid terbesar dan tertua di Gaza, yang telah berdiri selama 1.400 tahun. Menara masjidnya hancur, dan sebagian besar bangunannya mengalami kerusakan parah. Masjid lain yang terkena dampak serangan termasuk Masjid Sayed al-Hashim dan Masjid Katib al-Wilaya.
Gereja-gereja juga terkena dampak. Gereja Saint Porphyrius, gereja tertua di Gaza dan ketiga tertua di dunia, mengalami kerusakan, begitu pula Gereja Keluarga Kudus. Gereja pertama menjadi sasaran sejak awal genosida dalam serangan udara Israel yang menewaskan dan melukai ratusan orang yang mencari perlindungan di dalamnya.
Pembantaian St. Porphyrius terjadi dua hari setelah serangan brutal Israel yang menargetkan gereja Baptis al-Ahli, yang terletak di dalam Rumah Sakit Baptis di Gaza tengah, menewaskan lebih dari 500 martir yang jelas-jelas menargetkan kader, kru, dan kemampuan medis di Jalur Gaza.
Pada Minggu (2/2/2025) pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki juga menghancurkan sebuah masjid di Tepi Barat. Para pemukim menuangkan zat yang mudah terbakar ke dalam masjid di komunitas Arab al-Mleihat, barat laut Jericho, sebelum membakarnya. Hassan Mleihat, pengawas umum Organisasi Al-Baydar setempat untuk Pertahanan Hak-Hak Badui, mengatakan hal itu kepada Kantor Berita Palestina Wafa.
“Masjid itu terbakar habis,” kata Mleihat, seraya menambahkan bahwa para pemukim juga mencoba membakar sebuah traktor di daerah tersebut. Tidak ada laporan korban jiwa, tetapi ada kekhawatiran mengenai keselamatan masyarakat Palestina di daerah tersebut.
Pemukim Israel juga sering menyerbu masjid Al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga bagi umat Islam. Pejabat Israel mengizinkan lebih dari 53.600 pemukim menyerbu kompleks tersebut pada 2024.