Satu Gelar dari 4 Turnamen, Ini Evaluasi PBSI Atlet Badminton Indonesia


Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akhirnya menyampaikan catatan evaluasi mereka pasca-menyudahi empat turnamen di awal tahun 2025. Dari empat kejuaraan bergengsi, skuad Merah Putih baru mengamankan satu gelar juara.

Setelah gagal meraih gelar di tiga turnamen pembuka, Malaysia Open, India Open, dan Indonesia Masters 2025, wakil Merah Putih akhirnya berhasil melepas dahaga di ajang Thailand Masters 2025.

Satu-satunya prestasi ditorehkan ganda putri Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ajang Thailand Masters 2025. Tampil di Nimibutr Stadium, Bangkok, Minggu (2/2/2025), Lanny/Fadia yang berstatus unggulan ke-6, menumbangkan wakil tuan rumah Laksika Kanlaha/Phataimas Muenwong. Mereka menang rubber game 15-21, 21-13, 21-8 dalam tempo 1 jam 6 menit.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas (Kabid Binpres) PBSI Eng Hian mengapresiasi pencapaian atlet-atlet Indonesia dalam empat ajang tersebut walaupun masih ada hal teknis maupun non teknis yang harus di evaluasi.

“Dalam konteks organisasi, saya melihat perjalanan jangka panjang. Kita baru saja melakukan pergantian pelatih teknik dan fisik. Kita juga mixed & matched pasangan ganda. Ini semua merupakan usaha untuk mendapatkan racikan terbaik,” papar Eng Hian dalam keterangan tertulis yang dirilis PBSI, Selasa (4/2/2025).

Dari empat turnamen yang telah dijalani, Eng Hian menilai para atlet Pelatnas Cipayung masih memiliki beberapa catatan minor. Di antaranya, kurangnya ketajaman dalam penyelesaian akhir, kesulitan menghadapi situasi kritis, serta belum matangnya pola permainan.

“Tentu capaian jangka pendek ini tetap perlu kita evaluasi. Dari empat pertandingan sejak Malaysia Open hingga Thailand Master, saya mencatat atlet kita butuh penguatan saat penyelesaian akhir, bagaimana mengatasi situasi kritis, dan harus mematangkan pola permainan,” kata peraih medali perunggu ganda putra Olimpiade Athena 2004 ini.

Oleh sebab itu, Eng Hian menyebut, catatan tersebut akan menjadi bahan evaluasi dalam latihan. Selain itu, peningkatan skil individu menjadi faktor lain yang menjadi fokus tim pelatih.

“Ini akan menjadi catatan dalam pengembangan latihan ke depan selain peningkatan individual skill di semua sektor,” ucapnya.

Di samping itu, Eng Hian juga menegaskan regenerasi menjadi hal penting, terutama dalam menjaga daya saing. Untuk itu, para atlet muda akan ditambah jam terbangnya demi mendapatkan pengalaman dan belajar dari setiap pertandingan yang diikuti.