Kecurangan Pemilu 2024 di Depan Mata, Ini Tiga Catatan Penting Imparsial

Direktur Imparsial, Gufron Mabruri menyoroti berbagai praktik kecurangan Pemilu 2024 yang dinilai semakin terpampang nyata di hadapan publik. Bahkan berdasarkan hasil pemantauan Imparsial, ketidaknetralan dan praktik terselubung berbagai kecurangan jelang pencoblosan 17 Februari mendatang, secara jelas menguntungkan salah satu paslon agar menang satu putaran.

Gufron dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Jumat (26/1/2024), menyampaikan tiga catatan umum mengenai situasi Pemilu 2024 yang sangat mengkhawatirkan ini.

“Pertama, kecurangan pemilu yang melibatkan pejabat dan aparatur negara merupakan satu situasi yang sangat-sangat negatif, bahkan destruktif bagi masa depan demokrasi di Indonesia, masa depan HAM di Indonesia,” ujar Gufron.

Dia menekankan, masa depan Indonesia sangat dipertaruhkan, yang hari ini sedang diacak-acak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi kasus-kasus yang kita temukan, harus menjadi semacam wake up call buat semua pihak, masyarakat sipil di berbagai level, termasuk Bawaslu,” ujarnya.

Gufron mendesak Bawaslu untuk tidak diam saja melihat berbagai tindakan kecurangan dan ketidaknetralan yang semakin vulgar ditunjukkan oleh berbagai aparatur dan pejabat negara di berbagai level, baik pusat dan daerah.

Kedua, dalam catatan Gufron, situasi ini tidak boleh dibiarkan dan harus dilawan. “Kita enggak boleh membiarkan praktik-praktik kecurangan yang mengancam masa depan demokrasi di Indonesia terus berlanjut karena akan mempengaruhi proses dan hasil Pemilu, termasuk juga masa depan Indonesia pasca pemilu,” tuturnya, menegaskan.

Tak hanya itu, ia juga menyatakan kecurangan Pemilu 2024 menunjukkan rendahnya atensi pejabat dan aparatur negara untuk menaati peraturan, sehingga banyak penggunaan alat kekuasaan negara,demi kepentingan politik elektoral semata.

“Catatan terakhir ada tindakan penyimpangan, kecurangan yang melibatkan pejabat dan aparatur negara di berbagai level, menunjukkan bahwa ini memang dilakukan secara masif dan terbuka,” ungkap Gufron.

“Semakin ke sini akan semakin kelihatan, akan semakin vulgar, apalagi setelah pernyataan Presiden di Halim. Nah ini situasi yang kita hadapi di Pemilu kali ini. Presiden tidak boleh dibiarkan cawe-cawe, mengacak-acak negara ini,” tambah Gufron.
 

Sumber: Inilah.com