MUI: Anggaran Boleh Dipangkas, Tapi Kerukunan Antarumat Harus Dijaga


Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Marsudi Syuhud, menegaskan bahwa meski anggaran kementerian dan lembaga dipangkas, kerukunan antarumat beragama tidak boleh terganggu.

Hal itu disampaikannya dalam dialog antarumat beragama yang digelar Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama (KAUB) MUI di Pesantren Darul Uchwah, Sawangan, Depok, Rabu (12/2).

“Setiap kebijakan pasti menimbulkan dampak, ada yang menerima, ada yang menolak. Karena itu, sebagai tokoh agama yang memiliki umat masing-masing, kita harus tetap menjaga kerukunan,” ujar Kiai Marsudi.

Ia menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah keputusan yang telah disepakati dan berisi perkiraan pendapatan serta belanja negara untuk periode tertentu.

Marsudi juga mengajak tokoh-tokoh agama untuk mengawal jalannya pemerintahan, terutama dalam kebijakan yang menuai pro dan kontra.

“Kita harus terus mengawal kebijakan pemerintah agar bangsa ini tetap tenang dan nyaman. Saya yakin pemerintah akan mencari jalan terbaik untuk rakyatnya,” kata dia.

Dalam pertemuan tersebut, Marsudi mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Kongres Muslimat NU. Menurutnya, Prabowo menjelaskan bahwa pemangkasan anggaran dilakukan karena situasi tertentu, salah satunya untuk meningkatkan gizi anak-anak agar daya tahan tubuh mereka lebih baik, serta menunjang perkembangan IQ dan kesehatan generasi mendatang.

“Oleh karena itu, menyatukan seluruh komponen bangsa dalam konteks keberagamaan menjadi sangat penting. Mari kita ikuti kebijakan pemerintah ini dengan harapan masa depan bangsa menjadi lebih baik,” pungkas Marsudi.