UNRWA Tolak Semua Rencana Trump soal Gaza


Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tidak menyetujui rencana Presiden AS Donald Trump terkait Jalur Gaza karena PBB tidak menerima praktik pemindahan paksa.

“Posisi PBB sangat jelas. Tidak ada ruang atau tempat untuk menerima pemindahan paksa,” kata Direktur Komunikasi UNRWA Juliette Touma, dalam wawancara dengan RIA Novosti, seperti dikutip Sabtu (15/2/2025).

Ia juga menyoroti krisis kemanusiaan yang dialami oleh rakyat Gaza akibat konflik tersebut

“Tingkat kerusakan sangat besar. Bisa ada rekonstruksi, bisa ada rencana untuk memulai kembali ekonomi, bisa ada rencana untuk merehabilitasi apa yang telah dihancurkan. Diperlukan upaya serius oleh komunitas internasional untuk membantu rakyat Gaza membangun kembali kehidupan mereka,” ujar Touma.

Pekan lalu, Trump menyebut Gaza sebagai tempat pembongkaran dan mengatakan AS akan mengambil alih pembangunan kembali yang menurutnya akan membutuhkan pemindahan warga Palestina ke tempat lain, seperti Yordania atau Mesir.

Kemudian pada Selasa (11/2/2025) dalam pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II, Trump mengatakan Washington tidak akan membeli Gaza tetapi akan memilikinya dan mengelolanya dengan sangat baik.

Gencatan senjata telah berlaku di Jalur Gaza sejak 19 Januari lalu, setelah kesepakatan antara Israel dan kelompok gerakan Palestina Hamas untuk menukar sandera Israel dengan tahanan Palestina.

Kesepakatan ini didukung oleh Qatar, Mesir, dan AS, yang telah mendirikan pusat koordinasi di Kairo.

Jumlah Truk Bantuan ke Gaza Meningkat

Dalam kesempatan yang sama, Touma juga mengungkap adanya peningkatan yang signifikan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza selama gencatan senjata.

“Kami mencatat kenaikan besar dalam penyaluran bantuan kemanusiaan dibandingkan sebelum gencatan senjata. Jadi, tentu saja ada peningkatan,” kata Touma, seraya berharap agar bantuan terus mengalir ke Gaza.

Saat ini, 500 hingga 600 truk membawa bantuan kemanusiaan setiap hari ke wilayah kantong Palestina itu. Sebelum gencatan senjata, hanya ada sekitar 50 truk bantuan, lanjut Tourma.

Menurut dia, tantangannya sekarang adalah bagaimana menjaga agar jumlah truk pengangkut tetap banyak dan memastikan barang-barang komersial mulai dipasok ke Gaza.