Jurnalis dan pengamat sepak bola, Haris Pardede alias Bung Harpa, mengkritik narasi berlebihan yang dibangun di sekitar tim kepelatihan Patrick Kluivert. Ia menilai PSSI seharusnya lebih fokus pada aspek teknis, seperti penunjukan asisten lokal dan Direktur Teknik, ketimbang sibuk dengan gimmick yang tidak relevan.
“Pernyataan-pernyataan (bahwa tim kepelatihan Patrick Kluivert ini terbaik-red) sebenarnya enggak perlu ya. Biarlah Patrick Kluivert, Alex Pastoor, Deny Lanzat, dan Gerald Vanenburg bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka,” ujar Bung Harpa dalam program Arena Talk yang tayang di YouTube Inilah.com, Selasa (18/2/2025).
Ia meminta lingkaran PSSI dan Timnas Indonesia untuk mengurangi pernyataan yang terlalu mengagung-agungkan Kluivert. Menurutnya, pelatih asal Belanda itu adalah seorang profesional yang datang untuk bekerja, bukan untuk dijadikan bahan pencitraan.
Ekspektasi Berlebihan Bisa Jadi Bumerang
Bung Harpa mengingatkan bahwa terlalu menyanjung Kluivert justru bisa menciptakan ekspektasi tidak realistis. Jika hasil yang didapat timnas tidak sesuai harapan, tekanan besar akan berbalik kepada sang pelatih.
“Orang mengangkat-angkat dia nih, memberikan harapan bahwa ini pelatihan paling bagus. Kalau hasilnya jelek bagaimana? Kan kasihan dianya nanti,” ujarnya.
Ia juga menyoroti beberapa unggahan media sosial PSSI yang dianggap tidak perlu, seperti momen Kluivert makan martabak bersama Erick Thohir atau menyantap nasi padang dua kali.
“Terus (bilang) ‘oh bahasa Indonesia udah bagus’, ngapain begitu-begitu?. Menurut saya enggak perlu. Ya udah, biarin aja mereka kerja,” tegas Harpa.
Fokus ke Pembenahan Tim, Bukan Gimmick Media Sosial
Terlepas dari kritiknya terhadap gimmick yang tidak perlu, Bung Harpa mengapresiasi keseriusan Kluivert dalam memantau pemain Liga 1. Kluivert dan timnya aktif menyaksikan pertandingan di berbagai daerah, mulai dari Stadion Patriot Candrabhaga, Indomilk Arena, hingga Gelora Kie Raha di Ternate, Maluku Utara.
Selain itu, mereka juga hadir dalam duel papan atas Dewa United vs Persija Jakarta di Stadion Pakansari, Cibinong.
“Fokus pada hal ini jauh lebih penting daripada sekadar gimmick demi eksistensi di media sosial. Jadi, biarlah seperti air laut. Enggak pernah ngomong, semua orang tahu dia asin,” sambungnya.
Asisten Lokal Belum Jelas, PSSI Harus Segera Bertindak
Dalam kesempatan yang sama, Harpa turut menyoroti belum diumumkannya asisten lokal dalam staf kepelatihan Kluivert, meskipun sang pelatih sudah lebih dari satu bulan menjabat sejak diresmikan pada 12 Januari 2025.
Padahal, keberadaan asisten pelatih lokal sangat penting untuk membantu Kluivert dalam memahami karakter pemain Indonesia. Beberapa nama yang kabarnya telah diwawancarai oleh Kluivert dan timnya adalah:
- Kurniawan Dwi Yulianto
- Zulkifli Syukur
- Bima Sakti
- Eko Purdjianto
Namun hingga kini, belum ada keputusan final dari PSSI.
“Belum selesai kan tim kepelatihannya? Masih cari asisten lokal, belum kelar-kelar nih. Udah berapa? Satu setengah bulan? Satu bulan lebih dikit lah. Dan itu perlu, lho. Dirtek juga belum ada. Banyak banget PR-nya,” tutup Harpa.
Dengan Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang semakin dekat, PSSI harus segera bergerak cepat. Tanpa tim kepelatihan yang lengkap, Kluivert akan kesulitan mempersiapkan Timnas Indonesia secara optimal. Kini, keputusan ada di tangan PSSI: kerja nyata atau sekadar pencitraan?