Kota-kota di China semakin tenang setelah dalam lima tahun terakhir setelah negara itu melakukan langkah-langkah impresif dalam membatasi sumber-sumber polusi suara perkotaan, mengurangi suara-suara yang mengganggu mulai dari kompleks industri yang ramai hingga riuhnya para penari square dance.
Data Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup China menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan terkait kebisingan pada siang dan malam hari terus meningkat di berbagai kota di China, demikian laporan surat kabar Science & Technology Daily seperti dikutip kantor berita Xinhua, Rabu (19/2/2025).
Dari tahun 2020 hingga 2024, persentase area perkotaan yang memenuhi standar kebisingan nasional untuk siang hari meningkat dari 94,6 persen menjadi 95,8 persen, sementara kepatuhan untuk kategori malam hari melonjak tajam dari 80,1 persen menjadi 88,2 persen, ungkap kementerian itu.
Peningkatan ini adalah hasil dari upaya tertarget China selama bertahun-tahun untuk mengatasi keluhan masyarakat terkait kebisingan dari lokasi industri dan konstruksi, lalu lintas, dan aktivitas publik, yang merupakan masalah umum di kota-kota padat penduduk di negara itu.
China terus berusaha untuk menyeimbangkan urbanisasi yang cepat dengan kelayakan huni melalui peraturan yang lebih ketat, sistem pemantauan pintar, dan inisiatif yang digerakkan oleh masyarakat.
Menurut Laporan tentang Pencegahan dan Pengendalian Polusi Kebisingan di China 2024, kebisingan diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu industri, konstruksi, transportasi, dan sosial, dengan solusi yang disesuaikan untuk masing-masing kategori.
Untuk memodernisasi pengawasan, China telah memasang 4.005 sistem pemantauan kebisingan otomatis di 338 kota per akhir 2024, menggantikan pemeriksaan manual, kata seorang pejabat kementerian tersebut.
Pada 2024 saja, inisiatif khusus kementerian tersebut dalam mengatasi polusi suara menangani lebih dari 1.500 keluhan kebisingan, membantu sekitar 500 ribupenduduk.
Di tingkat komunitas, saat ini terdapat 2.132 ‘lingkungan yang tenang’ di seluruh negara itu, yang memberlakukan pembatasan ketat terhadap aktivitas malam hari.
Lokasi industri kini juga menghadapi pengawasan yang lebih ketat. Kementerian tersebut memasukkan pabrik dan operator lainnya yang menimbulkan kebisingan industri ke dalam sistem manajemen izin pembuangan polutan kementerian itu.
Sejauh ini, sekitar 177 ribu pabrik telah mengintegrasikan kontrol kebisingan di bawah izin pembuangan mereka, dengan cakupan penuh diperkirakan akan tercapai pada 2025.
Ruang publik di China juga sedang ditata ulang. Untuk mengatasi gangguan kebisingan di tempat umum, negara itu mendorong pengelola tempat umum untuk membuat display pemantauan kebisingan otomatis dan merekomendasikan penggunaan headphone nirkabel dan peralatan suara terarah untuk mengurangi polusi suara.
Laporan tentang Pencegahan dan Pengendalian Polusi Kebisingan di China 2024 menunjukkan bahwa pada 2023, lebih dari 700 perangkat pemantau kebisingan otomatis dan layar display dipasang di ruang publik di kota-kota di China.
Untuk menyeimbangkan kepentingan penggemar square dance dan anggota masyarakat lainnya, kota-kota seperti Shanghai, Shenzhen, Hangzhou, Jinhua, dan Taizhou membuat perubahan yang menonjol dengan memperkenalkan zona khusus square dance, di mana para penari memasang sistem suara terarah untuk mengurangi gangguan kebisingan.
Di Kota Chongqing, China barat daya, sebuah program percontohan yang didukung kecerdasan buatan (AI) telah memangkas keluhan kebisingan yang berkaitan dengan square dance sebesar 26,8 persen di Distrik Jiulongpo di kota itu.
Sistem tersebut mengintegrasikan sensor pengujian kebisingan dengan pengawasan video polisi yang sudah ada untuk melakukan analisis mahadata berbasis AI dan identifikasi jenis kebisingan, mengeluarkan peringatan melalui lampu atau peringatan ketika kebisingan melebihi ambang batas yang ditetapkan.
Jika peringatan diabaikan, sistem itu dapat secara otomatis mengganggu sinyal Bluetooth dari sistem suara di lokasi, yang secara efektif menghilangkan sumber kebisingan.