Ketua DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengapresiasi langkah reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto ke Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Satryo Soemantri. Saat ini, Satryo digantikan oleh Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Brian Yuliarto.
Nurul mengatakan, selaku presiden, Prabowo tentu memiliki hak prerogatif dalam mengevaluasi para pembantunya di Kabinet Merah Putih. Dan perombakan, kata dia, demi tereksekusinya program kerja yang seirama dengan visi misi presiden.
“Jadi presiden pasti menginginkan orkestra yang terbaik, orang-orang yang terbaik yang duduk di dalam kabinetnya sebagai pembantu presiden. Saya kira posisi Golkar adalah menghargai proses tersebut,” ujar Nurul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).
Dia memastikan, kader Golkar yang menduduki posisi pembantu presiden solid dalam mendukung program pemerintahan ke depan.
“Kami sih melihat bahwa kader-kader yang diberikan oleh partai Golkar itu sudah yang terbaik dan kami sangat mendukung gitu, tidak ada saling menjatuhkan, kami kompak ya untuk pemerintahan,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo melantik Guru Besar ITB Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek). Ia menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro yang secara resmi sudah meninggalkan Kabinet Merah Putih.
Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025), dipimpin langsung oleh Prabowo dan didampingi Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.
Pelantikan itu didasari Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26P Tahun 2025 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Masa Jabatan Tahun 2025-2029.
“Mengangkat Profesor Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Sains, dan Teknologi dalam sisa jabatan 2025-2029,” tulis dalam aturan tersebut.
Brian pun langsung mengulangi sumpah jabatan usai dibacakan oleh Presiden Prabowo. Selanjutnya, Prabowo menandatangani berita acara pelantikan Brian dan memberikan selamat atas jabatan barunya.
Sekadar catatan, Satryo memang beberapa kali menimbulkan kontroversi sejak dilantik sebagai menteri. Setidaknya ada tiga kontroversi yang pernah ditimbulkan Satryo yakni terkait demonstrasi pegawai Kemendiktisaintek, rekaman suara diduga Menteri Satryo marah-marah ke pegawai, hingga pernyataan beasiswa KIP terkena dampak efisiensi anggaran.
Eks Mendikti Saintek Satriyo mengaku bukan dipecat oleh Presiden Prabowo Subianto tapi memilih meninggalkan jabatan.
“Ya surat itu saya buat tadi malam jam 12 malam. Saya buat tadi malam, tadi saya serahkan ke Setneg untuk sampaikan kepada Presiden,” kata Satryo di Kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, Rabu (19/2/2025).