Tarif Trump, yang menargetkan mitra dagang utama, dapat membawa Amerika Serikat ke arah stagflasi. Ekonom pemenang hadiah Nobel Joseph Stiglitz bahkan meramalkan tarif Trump bakal mengubah AS menjadi tempat yang menakutkan untuk berinvestasi.
Dalam wawancara untuk The Guardian, Joseph Stiglitz berpendapat bahwa meskipun ada optimisme seputar ekonomi AS, tarif Trump dan penolakan terhadap aturan hukum membuat investor enggan berinvestasi di Amerika Serikat. Ia memperingatkan bahwa hal ini berisiko menghadapi kemungkinan terburuk yakni semacam stagnasi ekonomi.
“Jika Anda adalah perusahaan di AS atau Eropa, apakah menurut Anda, Anda memiliki pasar global, atau hanya pasar Eropa? Di mana Anda menempatkan pabrik Anda?” katanya.
Ia juga menyoroti peran Departemen Efisiensi Pemerintah Elon Musk melalui pemangkasan departemen pemerintah tanpa otorisasi kongres, serta kurangnya rasa hormat Trump terhadap kontrak, salah satunya adalah pakta perdagangan yang ia buat dengan Kanada dan Meksiko dalam masa jabatan pertamanya.
“Pemerintah memiliki banyak sekali kontrak dan kita hanya mengabaikannya. Seberapa besar risiko yang Anda inginkan? Menurut saya, AS telah menjadi tempat yang menakutkan untuk berinvestasi,” tegasnya, seraya menambahkan, “Saya tentu dapat melihat skenario di mana kita mengalami stagnasi ekonomi – kita mengalami inflasi dan ekonomi yang lemah.”
Trump Menimbulkan Masalah
Tarif Trump meningkatkan ketegangan dengan beberapa negara, termasuk mitra utama seperti Meksiko dan Kanada, dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi Amerika Serikat yang telah bergulat dengan inflasi dan harga tinggi.
Trump menetapkan tarif sebesar 25% pada sebagian besar ekspor dari Kanada dan Meksiko, dengan alasan menyalahkan kedua negara atas masalah fentanil di AS, opioid yang sangat kuat dan menjadi epidemi di beberapa negara bagian. Tarif tersebut dihentikan sementara pada 3 Februari setelah pembicaraan antara PM Kanada Trudeau dan Trump.
Presiden AS juga mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada barang-barang China, yang segera ditanggapi Beijing dengan mengenakan tarif sebesar 15% pada batu bara dan gas alam cair AS, serta tarif sebesar 10% pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil tertentu.
China juga berencana untuk menuntut Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menganggap kenaikan tarif tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap peraturan WTO.
Trump juga mengenakan tarif sebesar 25% pada baja dan aluminium sehingga memicu reaksi keras dari Uni Eropa yang menjanjikan tindakan balasan atas keputusan Trump. Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengatakan, tarif yang tidak dapat dibenarkan pada UE tidak akan dibiarkan begitu saja. “Tarif tersebut akan memicu tindakan balasan yang tegas dan proporsional. UE akan bertindak untuk melindungi kepentingannya,” tambah Leyen.
Penasihat perdagangan presiden sedang menyelesaikan rencana mereka untuk tarif timbal balik tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut. Tetapi tarif tersebut diperkirakan ditujukan pada negara mana pun yang mengenakan bea atas impor AS.