Kapal Angkatan Laut China Tembakkan Peluru Tajam saat Latihan di Laut Tasman


Sebuah kapal penjelajah angkatan laut China melepaskan tembakan langsung pada Sabtu (22/2/2025) selama latihan satuan tugas di laut antara Australia dan Selandia Baru. Peristiwa ini memicu peringatan bagi lalu lintas udara komersial.

Ini adalah latihan kedua kapal perang China dalam dua hari yang digelar di perairan internasional Laut Tasman. Sebelumnya Canberra dan Wellington menyuarakan kekhawatiran atas kurangnya pemberitahuan sebelumnya.

Australia dan sekutu dekatnya Selandia Baru telah memantau tiga kapal angkatan laut China terdiri dari sebuah fregat, sebuah kapal penjelajah dan sebuah kapal tanker pasokan, sejak mereka terlihat di lepas pantai Australia minggu lalu. “Personel di fregat angkatan laut Selandia Baru melihat peluru tajam ditembakkan dari senjata utama Zunyi,” kata kantor Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins dalam sebuah pernyataan.

Ketiga kapal China tersebut berada di perairan internasional di Laut Tasman saat itu. “Seperti yang terjadi kemarin, Satuan Tugas Tiongkok memberi tahu melalui saluran radio tentang niatnya untuk melakukan penembakan langsung,” katanya.

“Departemen Pertahanan bekerja sama dengan Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru memastikan semua pesawat mendapat pemberitahuan. Keselamatan semua orang, pesawat, dan kapal di area tersebut tetap menjadi perhatian utama kami,” tambahnya. 

Sementara pihak Australia mengaku belum menerima penjelasan yang memuaskan dari Beijing mengenai latihan Jumat itu. Ketika itu, kapal perang menyiarkan peringatan tembakan langsung yang membingungkan sehingga memaksa penerbangan komersial untuk mengubah arah.

Dalam latihan hari Jumat, “tidak ada tembakan senjata yang terdengar atau terlihat” dari satuan tugas China meskipun mereka menyebarkan target tembak mengambang, kata Canberra.

China Klaim Aman dan Profesional

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan bahwa meskipun China mematuhi hukum internasional, mereka tidak mengikuti praktik terbaik dengan memberikan pemberitahuan 12-24 jam, dan Canberra telah membicarakan hal ini dengan Beijing. Menteri Luar Negeri Penny Wong juga telah membahasnya secara langsung dengan mitranya dari China Wang Yi di sela-sela pertemuan G20 di Johannesburg. 

Beijing menggambarkan manuver hari Jumat sebagai latihan yang “aman, standar, dan profesional” serta sejalan dengan hukum internasional, tanpa mengomentari apakah peluru tajam digunakan.

Peristiwa ini merupakan kejadian terbaru dalam serangkaian pertemuan menegangkan antara China dan Australia di wilayah udara dan jalur pelayaran yang semakin diperebutkan di kawasan Asia-Pasifik.

Minggu lalu, Canberra menegur Beijing atas tindakan militer “tidak aman”, dengan menuduh jet tempur China menjatuhkan suar di dekat pesawat angkatan udara Australia yang berpatroli di Laut China Selatan. Sebuah jet tempur China juga dituduh mencegat helikopter Seahawk Australia di wilayah udara internasional pada 2024, menjatuhkan suar di jalur penerbangannya.

Pada 2023, sebuah kapal perusak China dituduh membombardir penyelam angkatan laut Australia yang tenggelam dengan denyut sonar di perairan lepas Jepang sehingga menyebabkan cedera ringan.

Pemerintah Australia mengatakan pihaknya menghormati hak semua negara untuk melewati perairan dan wilayah udara internasional. Namun ketika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya termasuk Australia sering melintasi Selat Taiwan sepanjang 180 km untuk memperkuat statusnya sebagai jalur perairan internasional, malah membuat marah China dan mengklaim yurisdiksi atas perairan tersebut.