Genjot Reputasi Global, Muliaman: BPI Danantara Ajak Gabung Tony Blair dan Miliarder Ray Dalio


Masuknya tokoh asing yakni mantan PM Inggris Tony Blair di jajaran Dewan Penasihat Badan Pengelola Indonesia Daya Anagata Nusantara (BPI) Nusantara, ternyata didampingi miliarder Ray Dalio, miliarder yang besar dari hedge fund.

“Ya, Tony Blair dan Ray Dalio masuk Dewan Penasihat Danantara. Keduanya penting untuk meningkatkan reputasi dan daya tarik BPI Danantara di level global,” kata Wakil Ketua Dewan Pengawas (Dewas) BPI Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, saat peresmian Bank Emas di Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Kehadiran kedua tokoh dunia ini, lanjut mantan Dubes RI untuk wiss erta pendiri Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, diharapkan bisa membantu BPI Danantara dalam pengambilan keputusan strategis di level internasional.

Masih kata Muliaman, kehadiran Tony Blair dan Ray Dalio diharapkan dapat meningkatkan reputasi dan daya tarik Danantara di kancah global. “Yang penting exposure International Danantara harus kuat. Kebetulan baik Blair maupun Dalio mewakili global view,” kata Muliaman.

Ray Dalio yang lahir di Queens, New York, pada 8 Agustus 1949, adalah pendiri Bridgewater Associates yang tajir karena hedge fund, Kekayaannya, menurut Forbes, mencapai US$19 miliar atau setara Rp294,76 triliun pada 2024.

Pada umur 12 tahun, Dalio sudah melek pasar saham. Dia pun nekat membeli saham Northeast Airlines yang nilainya tiga kali lipat setelah merger.

Pengalaman ini memicu hasratnya untuk menekuni bisnis investasi yang membawanya bekerja di sebuah firma perdagangan.

Berkat tangan dingin Dalio, Bridgewater yang berdiri sejak1975 itu, menjelma menjadi hedge fund terbesar di dunia. Dana kelolaannya lebih dari US$160 miliar atau setara Rp2.560 triliun.

Selain itu, ia juga dikenal atas kemampuannya menganalisis pasar. Dengan konsep ‘Radical Transparency’ dan ‘Idea Meritocracy’ yang diterapkan di Bridgewater, ia menginspirasi banyak organisasi di luar industri keuangan.

Sedangkan Tony Blair bukanlah sosok yang asing di Indonesia. Pria kelahiran Edinburgh, Skotlandia, pada 6 Mei 1953 itu, sempat dilibatkan sebagai penasihat dalam proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dengan harapan, masuknya Blair mempermudah IKN masuk radar investor global. Tapi apa mau dikata, hingga saat ini, tak satu pun investor berkelas global yang masuk ke IKN.