PBSI Genjot Fisik Atlet Demi Pertahankan Dua Gelar All England


Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Eng Hian mengatakan hasil tes fisik atlet yang akan turun di BWF World Tour Super 1000 All England 2025, sebagian besar sudah masuk parameter yang ditentukan.

“Untuk sebagian kecil yang belum, akan dikejar melalui program khusus yang dirancang oleh pelatih fisik dan tim pendukung,” kata Eng Hian dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Eng Hian berharap pebulu tangkis Indonesia yang turun dalam ajang yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris pada 11-16 Maret dapat meraih hasil optimal.

Pada All England 2025, dua wakil Indonesia akan mempertahankan gelar juara yaitu tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Jojo pada edisi sebelumnya berhasil menjadi juara setelah di final mengalahkan sesama pebulu tangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting dengan skor 21-15, 21-14.

Sementara Fajar/Rian meraih gelar kedua secara beruntun setelah menang atas pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dua gim langsung 21-16, 21-16.

Tahun ini, PBSI akan mengirim 15 atlet dengan rincian tiga wakil dari tunggal putra yaitu Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Chico Aura Dwi Wardoyo.

Kemudian dua wakil tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.

Tiga pasang wakil ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando, Daniel Marthin/M Shohibul Fikri, serta dua pasang ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.

“Tidak hanya kepada Jojo dan Fajar/Rian, kami berharap semua pemain elite Indonesia bisa menunjukkan kualitas permainan dan prestasi tertinggi, termasuk di sektor putri. Selain Gregoria, kami berharap Putri KW bisa mencapai prestasi optimal,” ujar Eng Hian.

All England merupakan turnamen bulu tangkis tertua di dunia yang telah berlangsung selama 126 tahun. Turnamen ini pertama kali digelar pada 1899 dan sempat terhenti dua kali akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Sejak 2018, All England masuk kategori BWF Super 1000, sejajar dengan China Open, Malaysia Open, dan Indonesia Open. Setelah lama diselenggarakan di London, lokasi turnamen ini dipindahkan ke Birmingham pada 1994.

Indonesia mencatat sejarah di All England lewat Tan Joe Hok, yang menjadi atlet pertama dari Tanah Air yang meraih gelar juara pada sektor tunggal putra tahun 1959.

Sementara itu, rekor juara terbanyak dari Indonesia dipegang oleh legenda bulu tangkis Rudy Hartono, yang menorehkan delapan gelar di sektor tunggal putra. Hebatnya, tujuh di antaranya diraih secara beruntun pada 1968-1974, kemudian ia kembali juara pada 1976.

Selain Rudy Hartono, pasangan ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahjudi juga menjadi salah satu wakil Indonesia yang paling sukses di All England. Mereka berhasil meraih enam gelar juara pada 1974-1975 dan 1977-1980, menjadikan mereka salah satu pasangan ganda terbaik di eranya.