Derasnya arus informasi bisa menjadi hambatan bagi upaya pemerintah mendorong Indonesia menjadi negara maju atau program Indonesia Emas 2045. Khususnya generasi (gen) Z dan Alfa yang biasanya mudah menyerap seluruh informasi tanpa dilakukan pengecekan akan kebenarannya.
“Gen Z dan Alfa harus bisa lebih semangat dan jangan cepat patah mental dalam . Mereka harus lebih banyak berpikir dan berkegiatan positif agar memiliki mental yang kuat,” kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Ria, Ade Ria Nirmala di Pekanbaru, dikutip Rabu (5/3/2025).
Dia menjelaskan, kaum gen Z dan gen Alfa harus lebih kritis dan skeptis dalam menerima arus informasi yang bertebaran di media sosial (medsos). “Banyaknya informasi yang beredar, perlu dicek lebih lanjut kebenarannya. Jangan sampai generasi penerus kita terjebak dalam informasi yang ambigu,” ungkapnya.
Misalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa nomor 83 terkait imbauan untuk tidak memakai produk yang diduga terkait Israel. Tak lama kemudian muncul daftar produk yang diduga terafiliasi Israel.
Padahal, MUI dan pemerintah tidak pernah mengeluarkan daftar resmi perusahaan-perusahaan yang disebut-sebut terafiliasi dengan daftar produk yang diduga terafiliasi Israel. Padahal, sambung dia, MUI dan pemerintah tidak pernah mengeluarkan daftar resmi perusahaan-perusahaan yang disebut-sebut terkait Israel.
Ade berharap masyarakat jangan hanya ikut-ikutan terkait gerakan boikot ini mengingat banyak informasi bias berkenaan dengan daftar produk. Menurutnya, publik harus mencari informasi akurat sebelum melakukan boikot terhadap produk tertentu.
Dia meminta masyarakat melihat betul profil produsen dari setiap produk yang masuk dalam daftar. Masyarakat harus mencari tahu, misalnya, apakah pemodal, kegiatan bisnis mereka 100 persen berasal dari asing atau lokal hingga asal karyawan yang bekerja.
Direktur Pusat dan Analisa Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, menilai tidak semua orang memahami kalau ada yang menunggangi isu boikot di Indonesia.
“MUI tidak pernah merilis produk yang harus diboikot. Akan tetapi muncul tiba-tiba pada sore hari produk-produk yang harus diboikot. Kita sayangkan adanya pihak-pihak yang merilis informasi yang tak bisa dipertanggung jawabkan itu,” tegas Edo.