Tim penyelamat Filipina akhirnya menemukan puing-puing jet tempur FA-50 yang hilang bersama jasad kedua awaknya di wilayah pegunungan di selatan negara itu. Jet tempur FA-50 hilang sehari sebelumnya saat menjalankan misi memberikan dukungan udara bagi pasukan yang memerangi pemberontak komunis di Mindanao utara.
Letnan Jenderal Luis Rex Bergante, komandan Komando Mindanao Timur, mengutip AFP, kemarin mengungkapkan, kedua awaknya ditemukan di dalam reruntuhan. “Mayat-mayat itu ditemukan di dalam pesawat. Ada upaya membuka parasut dan melontarkan diri,” katanya.
“Pesawat itu hancur total. Pesawat itu menabrak pepohonan di gunung,” tambahnya. Bergante mengatakan membawa jenazah para prajurit menuruni lereng gunung menjadi prioritas utama.
Letnan Kolonel Francisco Garello dari Divisi Infanteri ke-4 menambahkan, bahwa puing-puing jet tempur yang hilang ditemukan di Gunung Kalatungan. Terletak di provinsi Bukidnon di Mindanao, Kalatungan setinggi 2.880 m merupakan gunung tertinggi kelima di Filipina.
Dalam sebuah pernyataan, angkatan udara mengatakan pihaknya telah menghentikan sementara armada FA-50 dan akan memastikan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan tersebut, yang penyebabnya masih belum diketahui. Jet yang jatuh itu merupakan salah satu dari selusin FA-50 yang dibeli Filipina dari Korea Selatan dalam satu dekade terakhir.
Medan Berbahaya
Garello mengatakan sebelumnya bahwa pencarian sempat dihentikan karena adanya bahaya “kelompok komunis” yang diyakini beroperasi di daerah tersebut. Ia mengatakan divisinya telah meminta dukungan udara selama baku tembak dengan Tentara Rakyat Baru, pemberontakan Maois yang telah berlangsung lama yang sekarang diyakini memiliki kurang dari 2.000 pejuang.
Jet tersebut terbang dari Pangkalan Udara Mactan-Benito Ebuen, yang berbagi landasan pacu dengan bandara di Cebu, kota terbesar kedua di Filipina. Juru bicara Angkatan Udara Kolonel Consuelo Castillo mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah “insiden besar pertama” melibatkan skuadron FA-50, yang telah digunakan dalam latihan di atas Laut China Selatan yang disengketakan.
Jet tempur FA-50 telah diterbangkan dalam patroli udara gabungan dengan sekutu Amerika Serikat di atas wilayah sengketa di Laut China Selatan. Di wilayah ini, China dan Filipina terlibat dalam konfrontasi yang semakin menegangkan.
Castillo mengatakan, angkatan udara berharap penyelidikan dilakukan secara menyeluruh tetapi cukup cepat agar tidak mengorbankan kesiapan operasional mengingat peran penting pesawat tempur dalam patroli maritim. Ia juga mengatakan angkatan udara telah mengusulkan pembelian 12 FA-50 lagi, sebuah permintaan yang sedang dipertimbangkan di Departemen Pertahanan Nasional.
Sejumlah kecelakaan mematikan melibatkan pesawat militer Filipina telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Dua pilot angkatan laut tewas April tahun lalu ketika helikopter Robinson R22 mereka jatuh di dekat pasar di selatan ibu kota Manila selama penerbangan pelatihan. Dua pilot PAF tewas pada Januari 2023 ketika pesawat turboprop Marchetti SF260 yang mereka tumpangi jatuh di sawah.