Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia dan Asosiasi Blockchain Indonesia (Aspakrindo-ABI) terus mendorong peningkatan literasi dan edukasi terkait aset kripto di Indonesia. Dalam agenda tahunan Bulan Literasi Kripto (BLK) 2025 yang berlangsung setiap Februari, Aspakrindo-ABI mengusung tema “Bijak Berinvestasi: Bangun Masa Depan Sejak Dini” sebagai upaya memperkuat pemahaman masyarakat mengenai investasi aset digital.
Sebagai anggota aktif Aspakrindo-ABI, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) turut berkontribusi dalam BLK 2025 melalui berbagai kegiatan edukatif. General Counsel PINTU sekaligus Sekretaris Jenderal Aspakrindo-ABI, Malikulkusno Utomo (Dimas), menegaskan bahwa agenda ini merupakan ajang tahunan penting bagi seluruh anggota asosiasi.
“Kegiatan Bulan Literasi Kripto ini menjadi momentum bagi para pedagang kripto untuk menunjukkan komitmen dalam memperluas edukasi dan literasi tentang aset kripto serta teknologi blockchain. Pada BLK 2025, PINTU menggelar beberapa kegiatan edukasi secara offline bersama komunitas,” ujar Dimas.
Rangkaian Kegiatan Edukasi Kripto di BLK 2025
Dalam partisipasinya, PINTU menyelenggarakan berbagai program edukasi yang menarik perhatian komunitas dan akademisi, antara lain:
- Kompetisi Stand Up bersama komunitas Stand Up Indo Bali, yang mengangkat tema kripto dalam dunia komedi.
- Pintu Talks Goes to Campus, yang bekerja sama dengan ICP Hub Indonesia untuk mengedukasi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta mengenai crypto, blockchain, smart-contract, dan Web3.
- BUIDLRS Lounge by PINTU, sebuah forum diskusi bersama para developer blockchain untuk membahas inovasi dan pengembangan teknologi desentralisasi.
Antusiasme tinggi terlihat dalam tiga kegiatan ini, dengan total peserta yang hadir mencapai lebih dari 300 orang. Hal ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi aset digital serta pentingnya edukasi dalam memahami ekosistem kripto secara lebih mendalam.
Indonesia dalam Peta Adopsi Kripto Global
Peningkatan minat terhadap aset digital di Indonesia sejalan dengan laporan Chainalysis The 2024 Global Adoption Index, yang menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dalam adopsi kripto global, di bawah Nigeria dan India. Tren ini juga didukung oleh data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mencatat jumlah investor kripto di Indonesia telah melampaui 22 juta orang pada akhir 2024.
“Selain mendorong peningkatan edukasi dan literasi, kami juga terus melakukan inovasi pada produk dan fitur untuk menyediakan sarana investasi kripto yang mudah dan aman, baik bagi investor pemula maupun trader profesional. Kami juga mengingatkan pentingnya memilih platform investasi yang terdaftar dan diawasi secara resmi di Indonesia,” tutup Dimas.