PT Yamaha Music Indonesia bakal menutup dua pabrik piano di kawasan Jakarta dan Bekasi. Rencananya, Yamaha bakal pulang kampung atau relokasi ke China.
Sebanyak 1.100 pekerja bakal mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas penutupan pabrik.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Aziz mengatakan, pabrik yang ditutup yaitu PT Yamaha Music Product Asia MM 2100 dan PT Yamaha Indonesia.
“Keduanya pabrik divisi Piano, karena order menurun diputuskan diproduksi (relokasi) di Cina dan Jepang,” ujar Riden kepada inilah.com, Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Riden menjelaskan, PT Yamaha Music Product Asia MM 2100 Bekasi melakukan PHK terhadap 400 pegawai. Kata dia, pabrik resmi ditutup pada akhir bulan Maret 2025.
Kemudian, PT Yamaha Indonesia di kawasan Pulo Gadung, Jakarta juga akan ditutup pada akhir bulan Desember 2025. Sebanyak 700 pegawai bakal di PHK imbas penutupan pabrik.
Selain PT Yamaha Music Indonesia, sedikitnya 400 buruh PT Sanken Indonesia dipastikan kena pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai Juni 2025. Karena perusahaan elektronik asal Jepang itu harus gulung tikar. Ternyata Sanken tidak sendiri, Yamaha Music sudah tutup duluan.
Tahun lalu, Sanken yang berlokasi Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat (Jabar) itu, telah mem-PHK sebanyak 500 pekerja. Sebelumnya, Sanken memproduksi semikonduktor, berubah menjadi power supply yang diekspor ke Jepang.
Peristiwa ini membuat trenyuh Presiden Partai Buruh yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
“Dengan tutupnya Sanken di Indonesia, sebanyak 900 buruh kehilangan pekerjaan yang masa kerja rata-rata 15 tahun, dengan usia 30-40 tahun. Dipastikan mereka akan sulit mencari kerja pasca PHK ini. Artinya, jumlah pengangguran semakin tinggi. Sebelumnya, industri tekstil, garmen dan sepatu mengalami PHK besar-besaran,” kata Said Iqbal, Jakarta, Minggu (23/2/2025).
Masih kata dia, sebanyak 400 buruh Sanken yang merupakan anggota KSPI, saat ini masih bekerja sampai Juni 2025. Pihak manajemen Sanken telah menginformasikan kepada karyawan terkait rencana PH pada 2024. “Memang sudah diinfokan akan ada gelombang PHK pada Juni 2025,” lanjut Said Iqbal.
Saat ini, lanjutnya, pihak Serikat pekerja FSPMI-KSPI PT Sanken Indonesia masih terus berunding dengan manajemen, terkait besaran pesangon dan hak-hak lainnya. Disepakati PT Sanken Indonesia yang berasal dari Jepang ini, membayar pesangon sebesar 2,6 kali gaji, sesuai peraturan. Atau 1,6 kali di atas 1 kali peraturan.
Namun, serikat pekerja masih menegosiasikan di atas 3 kali peraturan perundang-undang dikarenakan rata-rata usia pekerja akan sulit mencari pekerjaan baru pasca PHK. Dan, selama beroperasi di Indonesia, perusahaan acapkali mendapatkan untung besar.
“Perundingan antara serikat pekerja FSPMI-KSPI dengan manajemen perusahaan masih terus berlangsung dan kedua belah pihak bersepakat, tidak akan melibatkan pihak ketiga termasuk pemerintah dalam perundingan internal ini,” kata Said Iqbal.
Said iqbal bilang, PHK yang dialami hampir 1.000 buruh di PT Sanken Indonesia ini, merupakan alarm darurat. Seluruh pekerja di perusahaan elektronik dikhawatirkan mengalami nasib sama. Seperti dialami buruh industri tekstil, garmen, sepatu, sepanjang 2024.